Sungai Bader jadi Pembuangan Sampah Rumah Tangga dan Industri, BLH dan DPU Sidoarjo Dinilai Melempem

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kinerja Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Sidoarjo yang melempem mendapat sorotan tajam. Sebab, kedua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tersebut seolah tutup mata meski badan sungai dipenuhi limbah rumah tangga serta menjadi pembuangan limbah industri.

Realitas tersebut tampak di sungai Bader yang melintas di Desa Wonokasihan Kecamatan Wonoayu. Sampah dari rumah tangga serta limbah industri dibiarkan menumpuk sehingga memenuhi badan sungai. Tak ketinggalan, enceng gondok tumbuh subur di sungai yang di atasnya melintang jembatan besar menjadi jalur alternatif Pilang - Sukodono itu.

Baca Juga: Rakor Bersama DPRD, Pjs Bupati: Perkuat Sinergi Turunkan Angka Korupsi di Sidoarjo

"Sampah yang menumpuk dan memicu sungai tercemar bukan hanya berasal dari limbah rumah tangga, termasuk limbah pabrik yang beroperasi di Desa Jimbaran maupun Desa Popoh di Kecamatan Wonoayu," tutur Kepala Dusun (Kasun) Kasihan Desa Wonokasihan Kecamatan Wonoayu, Salim dengan nada serius, Selasa (22/9).

Karena badan sungai dipenuhi enceng gondok, sambung Salim, sampah dan limbah menyebabkan aliran sungai tersumbat serta areal persawahan dan sebagian sumur warga juga tercemar. Ironisnya, lanjut Salim, tak ada tindakan tegas apa pun yang dilaksanakan SKPD yang menangani masalah sungai maupun limbah.

"Kalau Peraturan Daerah (Perda) sudah jelas. Tetapi, aplikasinya tak ada sama sekali. Warga sudah demo pada Tahun 2010 lalu. Tapi tak ada tindakan dari dinas sama sekali. Misalnya, kalau DPU Pengairan mengerahkan stafnya untuk membersihkan sampah dan enceng gondok di sini, pasti warga mau membantu," cetus Salim.

Baca Juga: Sidang Lanjutan Dugaan Korupsi Insentif BPPD Sidoarjo: 4 Saksi Bantah Terima Uang

Dijelaskan Kasun yang diangkat sejak Tahun 1979 ini menjelaskan, Bahwa untuk mengairi lahan persawahan 200 petak milik warga setempat, harus dibuatkan kotak air bersih yang dilengkapi dengan ram-raman besi sebelum diberi pipa dan mesin penyedot air. Hal itu, agar sampah dan limbah tidak masuk ke dalam pipa mesin pompa air yang bakal dialirkan ke sejumlah sawah milik warga tersebut.

"Saya sudah mendapat laporan berkali-kali dari warga dan sudah menyampaikan ke pihak pemerintahan desa. Tapi, (laporan) ketika sampai kecamatan atau kabupaten, tak ada tindaklanjutnya. Padahal Sungai Bader ini mengalir mulai Simoketawang-Wonoayu-Wonokasihan hingga ke Kali Pucang dekat Pendopo Sidoarjo," urainya.

Hal senada dikatakan Hasan (35) salah seorang warga yang tinggal di perbatasan Desa Wonokasihan dan Desa Sumberejo. Menurutnya, warga sudah seringkali menegur apabila ada pengguna jalan yang melintasi jembatan Sungai Bader dengan sengaja membuang sampah ke sungai. Tetapi warga tidak bisa mengawasi pembuangan sampah sembarangan pada malam hari.

Baca Juga: Pastikan Layanan Kesehatan Optimal, Pjs Bupati Sidoarjo Sidak RSUD Notopuro

"Kita sebagai warga sudah melakukan antisipasi itu. Kita juga sudah membuat plakat larangan membuang sampah. Tapi tetap mas harus ada itikad baik dari pihak dan Dinas terkait agar ada solusi untuk sampah di sungai ini, Kalau dibiarkan sungai makin dangkal serta sampah dan limbah semakin banyak otomatis akan memicu berbagai penyakit," tukasnya.

Sayangnya, Kadis PU Pengairan Fatkhur Rohman maupun Kabid OP DPU Pengairan Sidoarjo Agus Hidayat belum berhasil dikonfirmasi oelh BANGSAONLINE.com. Ketika dihubungi via ponselnya, tak diangkat hingga berita ini ditulis. (cat/sho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO