Demam Tinggi Juga Ditanggung BPJS Kesehatan, Berikut Pengalaman Warga Magetan

Demam Tinggi Juga Ditanggung BPJS Kesehatan, Berikut Pengalaman Warga Magetan Lita Purnamasari, warga Desa Ngujung, Kecamatan Maospati, Magetan.

MADIUN, BANGSAONLINE.com - Banyak masyarakat belum mengetahui bahwa demam tinggi juga termasuk dalam layanan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. 

Lita Purnamasari, warga Desa Ngujung, Kecamatan Maospati, Magetan, membagikan pengalamannya saat menggunakan program JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional untuk berobat ke Puskesmas setelah mengalami flu dan demam tinggi.

Beberapa waktu lalu, ia datang ke puskesmas setelah dua hari mengalami demam yang tak kunjung reda. Berkat kepesertaannya dalam program JKN, Lita bisa langsung mendapat pemeriksaan tanpa biaya tambahan.

"Sudah dua hari saya meriang dan demam tinggi, jadi saya segera ke puskesmas. Setelah diperiksa, saya diberi obat dan diperbolehkan pulang. Jika dua hari lagi belum sembuh, saya diminta kembali untuk cek laboratorium,” katanya.

BPJS Kesehatan memastikan peserta JKN bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas yang bekerja sama, baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Dengan begitu, peserta tidak perlu khawatir soal biaya pengobatan.

Lita, yang terdaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), mengapresiasi pelayanan di Puskesmas Ngujung. Menurutnya, tenaga medis tetap sigap melayani tanpa membedakan pasien umum dan peserta JKN.

"Saya pakai antrean online lewat aplikasi Mobile JKN, jadi tinggal menunggu dipanggil. Proses pemeriksaan, termasuk cek suhu dan tekanan darah, sangat cepat dan nyaman,” ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya mengikuti prosedur BPJS Kesehatan agar biaya pengobatan bisa ditanggung sepenuhnya. Kini, peserta bisa berobat cukup dengan menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital di aplikasi Mobile JKN.

“Yang penting, pastikan kepesertaan JKN tetap aktif agar bisa digunakan kapan saja,” tuturnya.

Di akhir perbincangan, Lita mengajak peserta JKN untuk tertib membayar iuran agar program ini terus berjalan dan membantu lebih banyak orang.

"Sebagai ibu rumah tangga, saya pastikan iuran JKN selalu dibayar tepat waktu. Walaupun jarang dipakai, saya bersyukur karena itu berarti saya sehat. Saya juga percaya bahwa dengan membayar iuran, saya turut membantu peserta lain yang lebih membutuhkan. Itulah makna gotong royong dalam Program JKN,” pungkasnya. (fer/mar)