LAMONGAN, BANGSAONLINE.com – Kemampuan produksi kedelai dalam negeri yang tidak mampu memenuhi kebutuhan produksi tahu adalah lagu lama. Namun ada setitik harapan dari kedelai varietas grobogan.
Minaji, pengusaha tahu dari Desa Nglebur Kecamatan Kedungpring menuturkan pabriknya bisa menghabiskan 3,5 ton kedelai setiap hari, atau hingga 105 ton setiap bulannya. Tingginya kebutuhan itu sudah pasti tidak bisa dipenuhi dari produksi panen kedelai di desanya.
Baca Juga: Peringatan HKN ke-60, Pemkab Lamongan Klaim Program Kesehatan Laserku Jangkau 4.187 KK
Karena minimnya produksi kedelai lokal, dia terpaksa harus menggunakan kedelai impor dari Amerika, Argentina dan Brazil. Meski menurut dia jika 100 persen menggunakan kedelai impor, hasil produksi tahunya akan sedikit masam dan teksturnya kurang kenyal.
"Dari 105 ton itu, sebanyak 90 ton adalah kedelai impor, dan 15 ton sisanya baru kedelai lokal. Itupun kalau pas ada stok kedelai lokal. Kalau tidak ada stok (kedelai lokal), ya 100 persen gunakan impor. Meski hasil produksi tahunya kurang bagus, “ ujar Minaji saat menghadiri panen raya kedelai varietas grobogan di Desa Nglebur, sabtu (26/9).
Hal ini kemudian sedikit berubah ketika petani di desanya mendapat bantuan klaster komoditi kedelai varietas grobogan berupa demonstrasi plot (demplot) dari sebuah lembaga perbankan. Setelah dicoba olehnya, ternyata penggunaan kedelai varietas grobogan membuat produksi tahunya jauh lebih baik kuaitasnya.
Baca Juga: Kepala DPMD Lamongan Sebut Keberadaan BUMDes Harus Libatkan Tokoh dan Masyarakat
"Ini saya membawa produksi tahu menggunakan kedelai grobogan dan yang full menggunakan kedelai impor. Yang menggunakan kedelai grobogan tahunya menjadi lebih enak dan teksturnya lebih kenyal, “ katanya sambil menunjukkan tahu buatannya.
Selain itu, lanjut dia, jika menggunakan kedelai impor dari Amerika, dia membutuhkan 16,5 kilogram untuk bisa memproduksi 8 bak tahu. Itupun harus dicampur dengan kedelai lokal. Karena kalau tidak (dicampur), hasil tahunya akan masam dan sedikit hitam.
Sedangkan jika menggunakan kedelai grobogan, hanya dibutuhkan 14 kilogram untuk memproduksi 8 bak tahu. Dan kualitas tahunya juga lebih bagus.
Baca Juga: Pimpin Apel Peringatan HSN 2024, Plh Bupati Lamongan Ajak Santri Warisi Nilai-Nilai Luhur
Dengan kualitas yang lebih bagus itu, dia berani membeli kedelai varietas grobogan dengan harga tinggi, hingga Rp 7.200 per kilogram. Padahal saat ini, harga kedelai lokal varietas wilis dan galunggung, yang banyak ditanam petani Lamongan, sedang tinggi-tingginya, mencapai Rp 6.400 kilogram.
Sementara menurut Kasmulin, petani dari Desa Kedungbanjar Kecamatan Sugio, banyak keuntungan yang didapat dengan menanam kedelai varietas grobogan. Di antaranya masa panennya lebih pendek. Usia 74 hari sudah bisa dipanen, sedangkan varietas lokal lain butuh waktu sekitar 85 hari.
Selain itu, lanjut dia, hasil produksinya juga lebih banyak. Mencapai 2 ton lebih per hektar. Sedangkan kedelai lokal varietas wilis dan galunggung hanya mencapai 1,7 ton per hektar.
Baca Juga: 80 KK di Lamongan Terima Bantuan Program RTLH
"Padahal saat tanam hingga panen, tidak ada air sama sekali yang mengairi sawah, “ ujarnya.
Sementara Sekkab Lamongan Yuhronur Efendi saat menghadiri panen raya itu menyebut hasil produksi kedelai varietas grobogan luar biasa. Padahal jika dibudidayakan dengan cara yang baik, produksinya bahkan bisa mencapai 3,5 ton per hektar.
"Kami akan terus dorong budidaya kedelai (varietas grobogan) ini. Sehingga tidak perlu impor lagi. Dan kesejahteraan petani juga akan meningkat. Bantuan sarana dan prasarana pertanian juga akan terus kami tingkatkan, “ ungkap dia.
Baca Juga: Plt. Bupati Lamongan Sidak Pembangunan Infrastruktur
Data Dinas Pertanian dan Kehutanan setempat menyebutkan, dari sasaran tanam komoditi kedelai seluas 19.200 hektar, terealisasi seluas 18.059 hektar, atau 94,06 persen. Sedangkan sampai dengan Bulan Agustus lalu, dari sasaran panen seluas 19.213 hektar, sampai saat ini yang sudah dipanen seluas 14.574 hektar atau 75,85 persen.
Kemudian dari sasaran produksi sebesar 19.213 ton, saat ini sudah tercapai 20.574 ton atau 107,08 persen. Produksi ini ditunjang dari produktivitas yang mencapai 14,01 kwintal perhektar atau 104,64 persen di atas target yang ditetapkan sebesar 13,99 kwintal perhektar.
Kecamatan Sugio juga menjadi salah satu kecamatan yang dijadikan lokasi demplot percontohan kedelai varietas grobogan seluas 10 hektar. Selain itu, demplot lainnya seluas 5 hektar berada di Kecamatan Kedungpring. (ais/rev)
Baca Juga: Pemkab Lamongan Bangun 35 Titik Sumur Bor untuk Petani Tembakau Melalui DBHCHT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News