JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Sebuah tradisi lama berupa pertarungan dengan dua warga bersenjatakan cambuk yang disebut tradisi ujung masih bisa ditemui di Kabupaten Jombang, tepatnya di Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, sebagaimana yang digelar Senin (28/09/2015).
Di atas panggung, dua petarung ujung yang bertelanjang dada, secara bergantian menyabetkan cambuk rotannya ke arah lawan. Mereka berusaha saling mengenai badan lawan yang bertelanjang dada, dan berusaha menangkis sabetan cambuk lawan masing-masing.
Baca Juga: Pria dari Tuban Tewas Tersangkut Kabel Putus di Jombang
Meski duel ujung ini berisiko luka di badan, mereka yang terlibat dalam laga ujung ini mengaku rela menjadi petarung demi melestarikan seni tradisi turun-temurun.
Mardikun, salah satu petarung ujung mengatakan, naik panggung baginya sudah menjadi ‘hobi’. Setiap laga ujung digelar, ia tak pernah absen. “Sudah sejak 15 tahun lalu saya terlibat jadi petarung ujung,” tuturnya.
Soal luka akibat sabetan cambuk rotan, ujar Mardikun, bukan hal yang terlalu dikhawatirkan. “Memang rasanya perih, sakit sekali. Tapi tidak perlu diobati. Toh sembuh sendiri," katanya.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
Konon tradisi ini merupakan tradisi sejak nenek moyang mereka untuk ritual mendatangkan hujan saat musim kemarau.
Seiring bergesernya waktu, tradisi ini sekarang digelar sebagai bentuk kesenian untuk menjaga warisan tradisi budaya leluhur, sekaligus tontonan untuk menghibur warga. (jbg1/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News