
Daftar Isi
BANGSAONLINE.com - Menjelang Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha, umat Islam biasa menggelar acara takbiran dalam berbagai versi secara berkelompok maupun individu. Bacaan takbir yang lazimnya dibacakan saat Lebaran merupakan bacaan dzikir yang disyariatkan dalam rangkaian mengagungkan Allah SWT.
Sebagai awal sebuah kemenangan, takbiran merupakan agenda yang sangat dinantikan kalangan Muslim untuk semakin memperbanyak bacaan takbir demi mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Agung.
Takbir lazim dikumandangkan saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, takbir di luar dua hari raya memiliki ketentuan tersendiri dalam Islam.
Takbir sebelum sholat lima waktu tidak diperbolehkan jika dianggap sebagai bagian dari syariat. Sementara itu, takbir setelah sholat Idul Adha dianjurkan dan dapat dilakukan hingga sebelum magrib pada hari tasyrik ketiga.
Saat proses penyembelihan hewan kurban, membaca takbir juga disunnahkan, baik bagi penyembelih maupun orang yang menyaksikannya. Selain itu, salah satu amalan sunah di hari raya adalah menghidupkan malamnya dengan ibadah, termasuk takbiran, sebagaimana disebutkan dalam hadis,
"Barangsiapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian,".
Setidaknya, takbir dibagi menjadi dua macam, yakni takbir mursal dan takbir muqayyad. Takbir mursal yaitu takbir yang waktunya tidak mengacu waktu shalat atau tidak harus dibaca setiap usai menjalankan ibadah shalat, baik fardu maupun sunah.
Baik laki-laki maupun perempuan dianjurkan melantunkan takbir ketika berada di rumah, jalan, masjid, pasar, atau tempat lainnya. Waktunya dimulai dari terbenamnya matahari pada malam hari raya hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat hari raya atau Id. Perintah ini berlaku untuk dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha.
Sementara takbir muqayyad adalah takbir yang dilantunkan khusus di hari tertentu bulan Dzulhijjah dan Idul Adha, seperti mengiringi shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat fardhu atau sunnah.
Waktunya adalah hanya setelah sholat subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar pada hari Tasyriq terakhir (13 Dzulhijjah).
Contoh bacaan takbir:
اللهُأَكْبَرُكَبِيْرًاوَالحَمْدُلِلّٰهِكَثِيْرًاوَسُبْحَانَالِلّٰهِبُكْرَةًوَأَصِيْلًالَاإلٰهَإِلَّااللهُوَلَانَعْبُدُإِلَّاإِيَّاهُمُخْلِصِيْنَلَهُالدِّيْنَوَلَوْكَرِهَالكَافِرُوْنَلَاإلٰهَإِلَّااللهُوَحْدَهُصَدَقَوَعْدَهُوَنَصَرَعَبْدَهُوَهَزَمَالاَحْزَابَوَحْدَهُلَاإلٰهَإِلَّااللهُوَاللهُاَكْبَرُ
Allähu akbar kabira, walhamdu lillāhi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila, lã ilãha illallãhu wa lā na'budu illà iyyahu mukhlishina lahud dina wa law karihal kafirun, lã ilãha illallähu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzãba wahdah, lã ilãha illallähu wallähu akbar.
Artinya, "Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar." (mg4)