Terumbu Karang Inovasi Profesor ITS Mampu Pecahkan Gelombang Laut

Terumbu Karang Inovasi Profesor ITS Mampu Pecahkan Gelombang Laut Proses peluncuran Hexareef di Papua Paradise Eco-Resort sebagai upaya untuk mengembalikan garis pantai dan keberadaan terumbu karang di sekitar lokasi. (Ist)

BANGSAONLINE.com – Profesor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Haryo Dwito Armono mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara tropis cenderung memiliki banyak wilayah pesisir, sehingga menyebabkan fenomena abrasi pantai sering terjadi. Oleh karenanya, Haryo menginovasikan struktur pemecah gelombang dengan memanfaatkan terumbu karang buatan sebagai upaya building with nature.

Ia menjelaskan bahwa building with nature adalah konsep pembangunan yang mengintegrasikan proses alami dalam perencanaan dan desain infrastruktur. Dalam hal ini, Haryo memanfaatkan terumbu karang buatan sebagai bentuk pendekatan untuk mengembalikan keberadaan terumbu karang yang kini mulai punah.

Haryo menyebut, dalam 20 tahun ke depan, 70-90 persen keberadaan terumbu karang di Indonesia terancam punah. Hal ini semakin didukung dengan adanya pemanasan global yang menyebabkan kenaikan suhu air laut.

“Jika terus dibiarkan, keberadaan ikan pun akan terancam dan hasil tangkap ikan nelayan ikut menurun,” ujarnya, Rabu (23/4/2025).

Lebih lanjut, Haryo mengungkapkan jika efek samping pemanasan global juga menyebabkan naiknya permukaan air laut. Hal ini dapat menyebabkan bencana seperti abrasi pantai. Haryo menjelaskan, abrasi pantai disebabkan oleh hantaman ombak yang terus menerus, sehingga menyebabkan perubahan garis pantai.