Terumbu Karang Inovasi Profesor ITS Mampu Pecahkan Gelombang Laut

Terumbu Karang Inovasi Profesor ITS Mampu Pecahkan Gelombang Laut Proses peluncuran Hexareef di Papua Paradise Eco-Resort sebagai upaya untuk mengembalikan garis pantai dan keberadaan terumbu karang di sekitar lokasi. (Ist)

“Jika tidak diatasi, abrasi pantai dapat merusak fasilitas sekaligus rumah warga yang ada di sekitarnya,” jelasnya.

Melalui orasi ilmiah untuk pengukuhannya sebagai profesor ITS, Haryo menggagas inovasi yang mampu mengatasi kedua masalah tersebut. Ia menciptakan struktur pelindung pantai ramah lingkungan bernama Hexareef. Yakni merupakan batuan pemecah gelombang berbentuk segi enam yang ditanamkan vegetasi terumbu karang buatan di permukaannya.

“Di tiap sisi juga dilengkapi beberapa lubang untuk memudahkan sirkulasi arus gelombang laut sehingga tidak merusak struktur,” terangnya.

Menurut Haryo, batuan tersebut memiliki diameter 60 sentimeter dengan tinggi 80 sentimeter. Dalam aplikasinya, struktur pemecah gelombang itu disusun terendam di bawah permukaan air laut. Posisi batuan dipasang sejajar satu sama lain hingga mencapai panjang kurang lebih 50-100 meter.

Tidak hanya dimanfaatkan sebagai pemecah gelombang, Hexareef juga bermanfaat sebagai salah satu objek wisata bahari. Hal ini disebabkan karena terumbu karang yang ada di permukaan batuan memiliki daya tarik tersendiri untuk memikat mata para pengunjung.