
“Suasana saat sunset dan sunrise bersama dengan deburan ombak pun semakin menambah keindahan pantai,” beber pengajar di Laboratorium Teknik Pantai dan Pelabuhan, Departemen Teknik Kelautan ITS ini.
Sejalan dengan hal tersebut, inovasi yang merujuk pada Sustainable Development Goals (SDGs) poin 14 terkait menjaga ekosistem laut ini pun sudah diimplementasikan di beberapa lokasi.
Haryo menyebut jika salah satunya ada di Desa Tlangoh, Kabupaten Bangkalan, Madura dan di Papua Paradise Eco-Resort, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Di dua lokasi itu, adanya Hexareef mampu meningkatkan pendapatan dari lokasi wisata bahari serta dapat memperbaiki kembali garis pantai yang sebelumnya terkikis.
Melalui respon yang baik dari masyarakat, Haryo pun berharap agar Hexareef dapat digunakan oleh berbagai pihak, terutama oleh pemerintah. Mengingat, inovasi yang ramah lingkungan tersebut mampu mencegah abrasi pantai sekaligus sebagai upaya pemulihan ekosistem laut.
“Dengan demikian, upaya ini mampu untuk meminimalisir adanya abrasi dan kerusakan fatal sebagai akibat dari fenomena tersebut,” tutup Haryo. (msn)