FIB Unair Buka Program Fast Track

FIB Unair Buka Program Fast Track Alberta Natasia Adji, cerpenis Surabaya yang tertantang mengikuti program fast track di FIB Unair. foto: devi fitri afriyanti/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - FIB (Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Airlangga menerapkan fast track untuk program pendidikan sarjana dan pasca sarjana. Fast Track sendiri adalah program percepatan waktu kuliah S1 dan S2 secara berbarengan. Jadi, untuk meraih magister, bisa dicapai dalam waktu 5 tahun.

Wakil Dekan 1 FIB Puji karyanto SS MHum mengatakan, biasanya S1 ditempuh 4 tahun dan magister ditempuh 2 tahun, jadi total 6 tahun.

Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu

"Kalau fast track ini, bisa nyambung dari S1 ke S2, bukan semata-mata ingin cepat, tetapi juga harus dengan sejumlah prasyarat tertentu. Misalnya seleksi masuk IPK harus 3,51 mulai dari semester 1 sampai semester 5, Bahasa Inggris harus lulus ELPT (English Language Proficiency Test) min 450, sudah menempuh minimal 110 SKS (Satuan Kredit Semester), sudah KKN, proposal skripsi sudah jelas," kata dia.

Kata Puji, ini perlu disampaikan kepada calon mahasiswa, karena di program fast track, aturan sangat ditegakkan. Peserta fast track, saat semester 7, menempuh 6 sks mata kuliah S2 yang harus dientri, sambil menyelesaikan studi S1-nya dia akan punya hak untuk menabung 6 sks mata kulia pasca.

"Kalau tidak mencapai nilai 3,00 dinyatakan gugur, minimal B untuk mata kuliah pasca, dan untuk S1-nya tetep mendapat nilai 3,51 tidak boleh turun, kalau turun akan gugur, dan begitu semester 8 tidak bisa menyelesaikan S1 tepat waktu, maka 12 sks mata kuliah pasca yang ditempuh juga gugur. Jadi di semester 9 dan 10 khusus menempuh mata kuliah S2, setelah nabung 12 sks di 2 semester sebelumnya," papar dia.

Baca Juga: Didukung Penyintas Semeru, Rakka dan TPD Lumajang yakin Khofifah-Emil Menang

"Dari 140 mahasiswa yang mendaftar fast tack, hanya 7 yang diterima. Ini bukan hanya coba-coba karena kalau sudah masuk fast track kuliahnya tidak selesai, akan langsung gugur S2-nya, makanya tidak bisa dibuat main-main," tambah Puji.

Satu mahasiswa program fast track, Alberta Natasia Adji yang juga cerpenis, tertatang untuk mengikuti fast track dikarenakan ingin mendalami budaya lokal.

"Di program S2 itu lebih banyak aplikasi," kata dia. "Apalagi untuk pembayaran S1 dibebaskan, jadi saya hanya membayar Rp 7 juta untuk SOP S2 per semester, dan untuk sumbangan SP3 dibebaskan," tambah mahasiswa yang 'melalap' dua sampai tiga buku per bulan ini.(sby2/rev)

Baca Juga: Bersama Unair, FH UTM Jalin Kerja Sama dengan Faculty of Law Maastricht University

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO