Silang Klaim Antara Kapolrestabes Surabaya dan Kapolres Bangkalan soal Maraknya Curanmor

Silang Klaim Antara Kapolrestabes Surabaya dan Kapolres Bangkalan soal Maraknya Curanmor Kolase foto Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan dan Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono

SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Tingginya angka pencurian kendaraan bermotor (curanmor) membuat Kota Surabaya kian menghawatirkan.

Untuk menekan hal tersebut, Kepolisian bersama Pemerintah kota Surabaya dan TNI melakukan sejumlah Langkah preventif. Salah satunya Polisi RW dan penjagaan kampung tanguh 24/7.

Meski begitu, laporan adanya curanmor masih aja tinggi. Hal ini berdasarkan laporan warga yang disiarkan oleh radio Suara Surabaya. Bahkan pemberitaan tentang curanmor juga masih jamak.

Atas situasi ini, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan angkat bicara. Pihaknya menerangkan, hasil analisa setelah penangkapan para pelaku curanmor, diperoleh data bahwa pelaku juga penadah hasil kriminalitas Curanmor mayoritas berada di Bangkalan Madura.

“Dari hasil pemeriksaan dan pengejaran pelaku curanmor yang dilakukan oleh Satreskrim, bahwa pelaku curanmor yang beraksi di Surabaya melarikan motor hasil curian ke Madura, karena disanalah pelaku berasal dan penadah berada,” ujar Luthfie Sulistiawan, beberapa waktu lalu.

Namun keterangan yang dilontarkan oleh Kapolrestabes Surabaya dibantah oleh Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono. 

Orang nomor satu di kepolisian Bangkalan ini merupakan mantan Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya periode tahun 2023 hingga 2024.

Pihaknya membantah tuduhan Kapolrestabes Surabaya tentang pelaku curanmor yang beraksi di Surabaya dan penadahnya adalah mayoritas warga Madura khususnya Bangkalan.

“Saya sebelumnya pernah menjabat menjadi Kasat Reskrim di Surabaya telah menemukan hasil data pelaku curanmor. Kalau penadah hasil curanmor 61,44% memang larinya ke arah pulau Madura, namun data bulan April 2024 lalu untuk 141 pelaku yang berhasil diamankan selama 2 minggu, tercatat 73 pelaku warga Surabaya, 21 pelaku asal Bangkalan, 12 pelaku asal Sampang dan lainya dari beberapa kota kabupaten,” ujar Hendro Sukmono.

Hendro Sukmono juga menjelaskan bahwa data yang pernah didapat April 2024 saat dirinya menjabat menjadi kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, dipastikan untuk trand kejahatan curanmor tahun 2025 bisa juga hampir sama.

“Jadi dalam hal data bahwa pelaku curanmor yang dituduhkan mayoritas warga Madura khususnya Bangkalan itu kurang benar. Namun untuk penadahnya 61 % adalah warga Madura mungkin ini bisa menjadi tolak ukur kami untuk melakukan penegasan guna meminimalisir kejahatan curanmor,” pungkasnya. (rus/van)