NGAWI, BANGSAONLINE.com - Ritual Keduk Beji yang diwariskan secara turun temurun masyarakat Desa Tawun, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi, diharapkan menjadi salah satu ikon pariwisata Kabupaten Ngawi dan mendukung program Visit Ngawi Year 2017. Pemkab Ngawi melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga (Disparyapura) terus berupaya agar tradisi tersebut tetap lestari dan meningkatkan perekonomian warga setempat.
Ritual Keduk Beji merupakan ritual yang digelar setiap awal tahun baru Hijriah atau awal bulan Suro, di pemandian alam yang dikenal dengan nama pemandian Tawun, di Desa Tawun, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Meski demikian, berbagai sumber menyebut jika Ritual Keduk Beji kerap digelar pada hari Selasa Kliwon atau yang biasa digelar setiap masa panen raya selesai. Untuk tahun ini, ritual tersebut digelar Selasa, 13 Oktober 2015. Ritual digelar sebagai sarana penghormatan kepada Eyang Ludro Joyo atas sumber penghidupan Keduk Beji.
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BPBD Ngawi Bersama Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Kepala Disparyapura Ngawi, Anwar Rifai, menyatakan, budaya Keduk Beji perlu dilestarikan dalam rangka menambah kancah wacana kebudayaan dan pengelolaan ekonomi masyarakat. Pihaknya pun berupaya agar Keduk Beji, bagian dari seni budaya, yang juga bagian dari ekonomi kreatif, bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Makanya kami juga membranding budaya Keduk Beji agar bisa dikenal secara luas oleh warga luar Ngawi. Kalau bisa hingga kancah internasional,” imbuh Kabid Kebudayaan Disparyapura Ngawi, Sukadi, MPD, Rabu (14/10).
Kepala Desa Tawun, Pramudianto menyatakan, acara tahunan di Desa Tawun tersebut, intinya untuk menghormati leluhur desa Tawun, yang bernama Eyang Ludro Joyo. Katanya pembiayaan kegiatan tersebut diambil dari dana swadaya masyarakat desa. Ia menyebut, acara Keduk Beji menelan dana sekitar Rp 15 juta. “Kami berharap tradisi Keduk Beji ini juga mendukung program pemkab Ngawi, Visit Ngawi Year 2017,” cetusnya.
Baca Juga: Polres Ngawi Ringkus 2 Pengguna Sabu
Sementara, inti ritual Keduk Beji terletak pada penyilepan atau penyimpanan kendi berisi air legen di pusat sumber air Beji. Pusat sumber tersebut terdapat di dalam gua yang terdapat di dalam sumber. Selain itu ada juga pengedukkan atau pembersihan kotoran di dalam sumber Beji. Seluruh warga pria, pemuda, dan anak laki-laki desa terjun ke air sumber untuk mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori kolam dalam setahun terakhir.
Dalam proses ini, diwarnai mandi lumpur oleh para pemuda yang terjun ke air, serta saling pukul dengan kayu. Ritual ditutup dengan berebut dan memakan sesaji berupa nasi yang diletakkan di atas daun pisang. "Semua kegiatan ritual ini mengandung nilai gotong royong dan saling memaafkan," ujar sesepuh Desa Tawun selaku Juru Silep, Supomo. (nal/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News