
NEW YORK, BANGSAONLINE.com – Usianya masih sangat muda. 33 tahun. Namanya Zohran Mamdani. Tapi ia telah menggegerkan Amerika Serikat (AS). Utamanya New York City (NYC).
Hebatnya lagi, politisi muda Partai Demokrat itu telah membuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump panik dan ketakutan. Presiden yang dikenal sangat rasis itu terang-terangan menyebut Zohran Mamdani sebagai "komunis gila 100%".
Nama Zohran Mamdani memang langsung melambung ke dunia internasional begitu resmi menjadi calon wali kota Muslim pertama di New York City AS. Ia memenangkan pemilihan pendahuluan (primary election) Partai Demokrat.
Dilansir Sindonews, bila terpilih dalam pemilihan wali kota New York City November 2025 Zohran Mamdani akan menjadi wali kota Muslim pertama dalam sejarah kota tersebut.
Kini warga Kota New York antusias mendukung Mamdani. Banyak poster bertuliskan Zohran Mamdani For NYC.
Politisi muslim itu menyatakan dirinya sebagai seorang sosialis. Hebatnya, ia berhasil mengalahkan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo dalam sebuah kontes yang dianggap sebagai pertarungan untuk masa depan Partai Demokrat.
Zohran Mamdani merupakan politisi Muslim kelahiran Uganda. Namun sudah lama menjadi warga negara AS. Kemenangan Mamdani dalam perebutan tiket Partai Demokrat untuk calon wali kota New York City dirayakan secara luas oleh partai Demokrat. Warga New York juga secara gegap gempita merayakan kemenangan Zohran Mamdani.
Namun Presiden Trump juga marah. "Akhirnya terjadi, Demokrat telah melewati batas," tulis Trump dalam serangkaian postingan di Truth Social.
“Zohran Mamdani, seorang komunis gila 100%, baru saja memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, dan sedang dalam perjalanan untuk menjadi wali kota. Kita pernah memiliki kaum kiri radikal sebelumnya, tetapi ini menjadi sedikit konyol," tulis Trump yang selama ini dianggap sebagai presiden AS paling ugal-ugalan.
Zohran Mamdani. Foto: fajar
Trump terus berusaha menghambat karir politik Zohran Mamdani. Trump melancarkan serangkaian isu politik untuk menghadang Mandani. Bahkan Trump mengancam akan menangkap Mamdani.
Di bawah ini isu politik yang dilancarkan dan diberondongkanTrump terhadap Mamdani.
1. Ideologi Komunis. Trump berulang kali melabeli Mamdani sebagai “100 persen komunis gila” alias "communist lunatic". Menurut Trump Mamdani ancaman bagi New York dan Amerika Serikat karena agenda progresifnya—mulai dari pembekuan sewa, transportasi publik gratis, hingga pajak tinggi demi mendanai layanan sosial.
2. Penolakan Terhadap Kebijakan Imigrasi
Mamdani asertif menolak izin operasi deportasi imigran oleh Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) di New York City—menggemakan kota tersebut sebagai “kota suaka". Trump merespons dengan ancaman akan menangkap dan bahkan mendeportasi Mamdani jika terpilih sebagai wali kota New York City.
3. Sikap Pro-Palestina
Mamdani secara terang-terangan mendukung Palestina—termasuk pembelaan terhadap slogan “Globalize the Intifada” . Bahkan ia berjanji menangkap Perdana Menteri (PM) Benjamin Israel Netanyahu. Tentu ini telah memancing kemarahan Trump yang merupakan sekutu kuat Israel.
4. Unsur Asal-usul Alias Imigran
Trump dan para pendukungnya, menunjukkan nada xenofobia: mempertanyakan status kewarganegaraan Mamdani. Trump menyindir penampilan, suaranya, dan mengejek akar imigrannya.
Bahkan ada narasi implisit bahwa dia tidak pintar. Trump mengejek kolaborasi Mamdani dengan tokoh progresif Partai Demokrat seperti Alexandria Ocasio-Cortez, Bernie Sanders, hingga Senator Chuck Schumer, menggambarkan mereka sebagai “dungu ekstremis".
Alasan Versi Zohran Mamdani
Zohran Mamdani menyebut dirinya sebagai penganut paham sosialis. Ia mengatakan Trump menargetkannya karena dia ingin sekali mengalihkan perhatian rakyat Amerika dari pengkhianatan pemerintahannya terhadap kaum pekerja.
Mamdani sempat membuat video viral di media sosial. Mamdani terdengar mengatakan dia tidak akan menghentikan pekerjaannya dan "akan melawan" kaum Republik.
"Kemarin, Donald Trump mengatakan bahwa saya harus ditangkap. Dia mengatakan bahwa saya harus dideportasi. Dia mengatakan bahwa saya harus di-denaturalisasi. Dan dia mengatakan hal-hal itu tentang saya, seseorang yang akan menjadi wali kota imigran pertama di kota ini dalam beberapa generasi, seseorang yang juga akan menjadi wali kota Muslim pertama dan Asia Selatan pertama dalam sejarah kota ini," kata politisi Partai Demokrat itu saat berpidato dalam sebuah pertemuan massa di kantor pusat Hotel and Gaming Trades Council di New York.
"Hal itu bukan karena siapa saya, dari mana saya berasal, karena penampilan atau cara saya berbicara, tetapi lebih karena dia ingin mengalihkan perhatian dari apa yang saya perjuangkan. Saya berjuang untuk kaum pekerja," tegas Mamdani lantang.