LONDON, BANGSAONLINE.com - Para peneliti menemukan bahwa pria bertato mempunyai tingkat signifikan lebih tinggi untuk omong kotor dan jorok, pemarah, dan tipe pembangkang. Jika dibandingkan dengan pria non tato.
Para peneliti di Universitas Anglia Ruskin melihat ke apakah tato sebenarnya telah menjadi lebih utama dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi tren, sejalan dengan pengaruh legenda sepakbola David Beckham, dan bintang pop Cheryl Fernandez-Versini yang memenuhi tubuhnya dengan tato.
Baca Juga: 5 Tips Mengatur Barang Bawaan di Koper saat Traveling
Profesor Viren Swami, profesor psikologi sosial di universitas ini, mengatakan: "Salah satu penjelasan mengapa orang menato badannya, adalah, dia frustasi akan keadaan dirinya, sehingga dia memasang tato. Artinya, ketika orang-orang mengalami peristiwa emosional negatif, bukannya mengurai, tetapi membuat pelarian dengan tato.”
"Tindakan tato dianggap sebagai pemberontak, atau lebih umum tato sendiri bisa menandakan pembangkangan atau perbedaan pendapat."
Dia menambahkan bahwa studi tentang 378 orang dewasa berusia antara 20 dan 58 menemukan bahwa pria bertato lebih mudah mungumpat dan mengeluarkan omong kotor.
Baca Juga: 8 Langkah Mudah Merawat Sepatu Lari agar Awet Bertahun-tahun
Penelitian, yang akan diterbitkan dalam edisi berikutnya jurnal Body Image, juga menunjukkan korelasi antara jumlah tato seseorang memiliki dan tingkat mereka marah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News