Bertemu Presiden, para Tokoh Minta Bentuk Tim Pencari Fakta dan Bebaskan Mahasiswa dan Pelajar

Bertemu Presiden, para Tokoh Minta Bentuk Tim Pencari Fakta dan Bebaskan Mahasiswa dan Pelajar Para tokoh nasional yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa foto bersama usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (11/9/2025) malam. Foto: Setpres RI

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Para tokoh nasional yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) bertemu Presiden Prabowo Subianto selama 3 jam di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (11/9/2025) malam. Mereka meminta Presiden Prabowo Subianto membentuk Komisi Investigasi Independen dan membebaskan para aktivis, mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan dalam prahara Agustus 2025 lalu.

“Pada dasarnya mereka adalah anak-anak kita. Mestinya mereka tdak dalam poisisi sepeti itu,” kata Lukman Hakim Saifuddin, salah satu tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa, saat jumpa pers seusai bertemu Presiden Prabowo, Kamis (11/9/2025) malam. Para tokoh tersebut didampingi Menteri Agama RI Prof Dr Nasaruddin Umar.

Menurut Lukman Hakim, kalau para mahasiswa dan pelajar itu ditahan maka otomatis tak bisa mengikuti pelajaran. Karena itu Lukman Hakim berharap Presiden Prabowo segera membebaskan mereka.

Selain itu, tutur Lukman Hakim, para tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurasi Bangsa tersebut minta Presiden Prabowo membentuk Komisi Investigasi Independent terkait adanya korban jiwa, korban kekerasan, luka-luka, dan lainnya.

"Dan apa yang kami sampaikan diterima dengan baik oleh Bapak Presiden. Bahkan beliau membahas secara detail satu persatu, poin demi poin apa yang kami sampaikan," kata Lukman Hakim yang mantan Menteri Agama RI.

Lukman Hakim memaparkan bahwa para tokoh itu bertemu presiden untuk menyampaikan aspirasi terkait 17+8 tuntutan rakyat.

"Pertama adalah ingin menyampaikan pesan-pesan kebangsaan termasuk juga berbagai tuntutan yang dilakukan oleh kalangan masyarakat sipil, para mahasiswa dan semua yang mengekspresikan tuntutannya pada hari-hari terakhir belakangan ini," tegas putra tokoh NU KH Saifuddin Zuhri tersebut.

"Yang intinya adalah selain apa yang sudah dikenal oleh masyarakat dengan istilah 17+8 tuntutan, tapi di luar itu juga banyak tuntutan lain yang semuanya kita bersyukur Bapak Presiden tidak hanya menerima tapi juga memahami bahkan membahasnya secara detail itu," ujar adik ipar KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) tersebut.

Reformasi Polri juga menjadi salah satu apirasi yang disampaikan para tokoh Gerakan Nurani Bangsa tersebut. Dalam rombongan itu tampak tokoh-tokoh nasional berpengaruh dan berintetgirtas. Antara lain: Prof Dr Quraisy Shihab, Frans Magnis Suseno, Nyai Hj Sinta Nuriyah, Alissa Wahid dan tokoh-tokoh nasional lainnya.