MALANG, BANGSAONLINE.com - Bubuk mercon bahan petasan meledak hingga mengakibatkan dua rumah di Jl Perseh Raya Gg Cemundelan RT 06/RW 05 Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang hancur, Minggu (25/10) sekitar pukul 20.30 WIB. Selain menghancurkan rumah milik Mesti (44) dan adiknya, Nawardi (42), ledakan petasan tersebut merenggut nyawa empat orang dan mengakibatkan tiga korban lainnya terluka, satu di antaranya kritis.
Empat korban yang tewas, yakni Yuli (20) meninggal di lokasi kejadian dan tiga lainnya juga meninggal, setelah sempat dirawat di rumah sakit, yakni Anto (25), Muhamad Risqi, balita berusia 10 bulan, dan dan Samsul (25). Ketiganya meninggal dunia saat menjalani perawatan intensif di RSSA, jenazah korban langsung di pindah ke kamar mayat RSSA.
Baca Juga: Polri Uji Coba Syarat Kepesertaan Aktif JKN bagi Pemohon SIM di Malang Raya
Ketiga korban merupakan penghuni rumah, anak dan cucu dari Mesti, sang pemilik rumah. Sedangkan Samsul sendiri merupakan teman Yuli yang saat itu sedang berkunjung ke rumahnya.
Kapolres Malang Kota, AKBP Singgamata menduga petasan akan dipakai untuk memeriahkan pengajian keliling yang akan berlangsung di sekitar lokasi kejadian, pada Sabtu pekan depan.
Polres Malang Kota bersama Tim Jihandak, Gegana dan Labfor Polda Jawa Timur memastikan bahwa kasus ledakan yang menewaskan empat orang di kelurahan Bumiayu disebabkan oleh bubuk mercon dan tidak berkaitan dengan aksi terorisme.
Baca Juga: Sinergi BPJS Kesehatan dan Poltekkes Malang Sukseskan Program JKN
"Olah TKP dinyatakan sudah selesai. Police line segera diangkat dan ledakan disebabkan bubuk mercon, tidak ada indikasi terorisme dan sebagainya,” kata AKBP Singgamata, Senin, (26/10).
Sebanyak tiga hingga lima kilo bahan ramuan bubuk mercon pun disita dan dibawa ke markas Brimob Ranting Detasemen B Polda Jawa Timur untuk kemudian dimusnahkan.
Beberapa peralatan meracik petasan seperti gulungan kertas koran juga ditemukan dan disita dari lokasi. “Ledakan tergolong jenis low explosive, merusak sekitar 90 persen rumah korban dengan kerugian sekitar Rp100 juta,” kata Singgamata.
Baca Juga: Rasakan Manfaat JKN Usai Kecelakaan, Peserta Asal Malang ini Ajak Terapkan Pola Hidup Sehat
Polisi saat ini telah meminta keterangan dari tujuh saksi. Sementara keberadaan pemilik rumah yaitu Nawardi yang masih belum ditemukan. Saat kejadian, pemilik rumah dikabarkan sedang berada di luar Kota Malang.
Menurut Singgamata, diduga petasan itu akan digunakan untuk memeriahkan pengajian keliling yang akan bertempat di sekitar lokasi kejadian pada Sabtu minggu depan. “Untuk pengajian Sabtu besok, sudah empat hari ini membuat petasan. Kata ayah saya bahan petasannya sampai 35 kilo,” kata Bahrul Ulum, salah seorang korban.
Sementara, warga Bumiayu, Saifudin Jufri mengaku tidak mengetahui persis akibat dari ledakan ini, lantaran pemilik rumah sebenarnya bukan pembuat petasan. "Denger-denger sih mau ada acara pengajian terus bikin petasan. Tadi suara ledakan terdengar sampai rumah saya ledakannya cuma satu kali," kata Saifudin.
Baca Juga: Peserta JKN di Malang Rasakan Manfaat Nyata Layanan PANDAWA
Puluhan warga terlihat memadati sekitaran TKP yang diberi garis pembatas polisi. Warga ingin menyaksikan langsung kondisi rumah akibat ledakan itu.
Di sisi lain, Nawardi beserta istrinya Mardiyati, selamat dari peristiwa ledakan petasan yang dibuat Nawardi tersebut, sebab mereka berdua saat meledaknya petasan itu terjadi, sedang di Desa Pagelaran Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. Pasutri itu lagi mengikuti tahlilan saudaranya selama 7 hari berturut-turut, kendati tiap harinya tetap pulang ke rumahnya sekitar pukul 10 malam.
Sedangkan pengakuan Umi Zurairah bersama suaminya Hasan Basuni, tetangga sisi timur dari rumah Nawardi menuturkan, bercerita, mereka sudah tinggal di kawasan itu selama 25 tahun. Dia pun mengetahui jika tetangganya itu, mulai membuat petasan kurang lebih sekitar 15 tahun lalu. “Kami merasa dirugikan dengan hilangnya nyawa cucu kami, M Riski Ferdiansyah. Menantu dan cucu saya juga terluka akibat reruntuhan rumah,” cetus Umi.
Baca Juga: Sapa Pedagang di Pasar Besar Malang, Khofifah Panen Doa untuk Menang di Pilgub Jatim 2024
Mereka pun berharap ada uluran tangan dari Pemkot Malang karena kondisi rumahnya yang hancur. Nasib serupa juga dialami Supiani (60) sisi barat dari rumah Nawardi, kondisi rumahnya juga hampir sama sebagaimana yang dialami oleh Umi Zurairah. Supiani pun menyatakan harapan yang sama, dapat uluran tangan Pemkot Malang.
Terkait kejadian itu, Wakil Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji menyempatkan diri meninjau lokasi kejadian sekaligus berbela sungkawa kepada korban, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Menurut Wawali, ini suatu musibah. “Atas nama Pemkot Malang, kami turut berduka dan prihatin atas kejadian ini," tutur abah Sutiaji.
Dia menyatakan, regulasi terkait larangan pembuatan sekaligus menyimpan petasan sudah diatur secara jelas dalam UU, namun terkadang masyarakat tetap berinisiatif secara tersembunyi membuat dan menyimpannya, kendati sudah diberitahu, bahwa itu membahayakan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Baca Juga: Khofifah Siap Koneksikan Tuna Sirip Kuning Andalan TPI Sendang Biru dengan Industri
“Dan ke depannya akan kita koordinasikan dengan pihak kepolisian serta komponen lainnya, agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi di Kota Malang. Di sisi lain, kejadian ini jangan dikaitkan dengan masalah radikal, walaupun beberapa waktu lalu tertangkapnya salah satu pelaku ISIS atau teroris," tukas mantan anggota DPRD Kota Malang ini. Pihaknya pun berjanji usai melakukan identifikasi dan verifikasi, akan memberikan bantuan melalui BPBD. (mlg1/thu/dtc/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News