
Di tempat yang sama, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menegaskan, operasi pencarian korban yang dilakukan saat ini adalah wujud nyata perhatian negara di bawah arahan Presiden RI Prabowo Subianto.
“Pagi ini saya hadir bersama Kepala BNPB. Kehadiran kami merupakan bukti perhatian pemerintah pusat. Bahkan sudah dideklarasikan bahwa peristiwa ini masuk kategori bencana. Sejak informasi pertama masuk, hanya 38 menit tim Basarnas diberangkatkan dari Surabaya untuk melaksanakan operasi,” cetus Syafii.
Kata Syafii, operasi penyelamatan dilakukan secara besar-besaran dengan melibatkan 379 personel gabungan dari Basarnas dan 65 instansi terkait.
Dijelaskannya, kondisi reruntuhan yang berupa tumpukan beton bertingkat membuat operasi evakuasi sangat kompleks.
“Dalam istilah SAR, ini adalah tipe pancake collapse yang harus ditangani dengan teknik khusus dan peralatan memadai,” jlentrehnya.
Basarnas juga mengerahkan Basarnas Special Group dari kantor pusat, serta tim dari Yogyakarta dan Semarang dengan perlengkapan rescue canggih.
Berdasarkan assessment awal, menunjukkan masih ada korban yang memungkinkan untuk diselamatkan.
"Prinsip kami, satu nyawa adalah aset negara yang tak ternilai. Karena itu, setiap peluang penyelamatan akan diupayakan maksimal,” tegas Syafii.
Syafii menyebut, Basarnas Indonesia telah diakui secara internasional dengan sertifikasi dari International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG).
“Artinya, operasi yang kami lakukan sesuai standar global. Negara benar-benar hadir dan serius dalam menyelamatkan warga yang menjadi korban musibah ini,” pungkas Syafii. (sta/van)