
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com – Bupati Mojokerto Dr Muhammad Al Barra (Gus Bara) meninjau Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Sabtu (4/10/2025) malam. Bupati Gus Bara didampingi Rektor Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Dr KH Mauhibur Rokhman (Gus Muhib), Wakil Rektor UAC Dr Zakaria Muhtadi, Dr Affan Hasnan Mubarok, dan Sekjen JKSN Muhammad Ghofirin.
Begitu tiba di Al Khoziny, Gus Bara dan rombongan langsung diarahkan ke ndalem Gus Muid.
“Kalau gak ada Mas Salam saya yang ganti di sini,” kata Gus Muid.
Yang dimaksud Mas Salam adalah Gus Salam Mujib, pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny. Gus Muid adik kandung Gus Salam Mujib.
Bupati Mojokerto Dr Muhammad Al Barra (Gus Bara) saat meninjau lokasi gedung yang runtuh di Pondok Pesantren Al Khoziny. Tampak alat berat sedang bekerja. Foto: bangsaonline
Menurut Zakaria Muhtadi, Gus Bara dan rombongan mewakili Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Gus Bara memang putra sulung Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, pendiri Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang juga pendiri UAC. Sedangkan Gus Muhib selain Rektor UAC juga menantu Kiai Asep.
“Ketika saya mendengar ada kejadian ini saya langsung mengirimkan BPBD,” ujar Gus Bara kepada Gus Muid. Yang dimaksud BPBD adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto.
Gus Muid bercerita tentang kronologis musibah yang menimpa pesantrennya. Menurut dia, musibah ini sangat memukul jiwanya. Ia mengaku stres. Tak enak makan. Bahkan selama tiga hari merasa putus asa.
“Setelah itu baru ada orang meninjau,” tuturnya sembari menyebut beberapa tokoh pemerintah.
Menurut dia, dari musibah yang menimpa pesantrennnya itu sekarang banyak kiai yang introspeksi. Mereka khawatir nasib serupa menimpa pondok pesantren mereka.
Gus Muid juga banyak cerita tentang Kiai Asep waktu mondok di Al Khoziny. Menurut dia, Kiai Asep adalah santri yang cerdas dan kuat sekali ingatannya. Bahkan Kiai Asep mengaji kitab apa saja dan mempelajari semua pelajaran umum.
“Ngaji Alfiah tapi juga belajar bahasa Inggris, matematika dan semua pelajaran,” katanya.
Karakter Kiai Asep, tutur Gus Muid, selalu ingin cepat. “Saat ngaji Falak gurunya didatangi terus. Ingin cepat khatam,” kata Gus Muid yang saat muda mengaku sangat akrab dengan Kiai Asep.
“Pernah besama saya ke Jawa Tengah, saya yang menyopiri,” ungkapnya.
Hebatnya, semua pelajaran langsung menancap dalam ingatannya. Misalnya mengaji kitab habis dzuhur, habis Ashar dan habis Maghrib, semua pelajaran itu langsung hafal.
Gus Bara menyerahkan bantuan uang tunai. Setelah itu Gus Bara pamit dan bersama rombongan menuju lokasi reruntuhan gedung yang ambruk.
Saat itulah Gus Bara sempat bertemu Bupati Sidoarjo Subandi di Al Khoziny. Maka bersama Bupati Subandi, Gus Bara kemudian menuju lokasi gedung yang ambruk.
Tampak alat berat dioperasikan. Ada truck dan mobil alat berat dikerahkan.
Sampai tengah malam masih banyak sekali para petugas di lokasi musibah itu. Para petugas dan pekerja bekerja keras. Siang malam. Saat Gus Bara meninjau gedung yang runtuh itu jam sudah hampir tengah malam.
Saat meninggalkan lokasi musibah itu Gus Bara sempat bertemu dengan beberapa petugas BPBD Kabupaten Mojokerto yang sedang bertugas. Mereka menyalami Gus Bara dan minta foto bersama. Gus Bara sempat memberikan uang. Setelah itu Gus Bara dan rombongan menuju mobilnya masing-masing.