
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Dialog publik antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pasuruan Raya bersama Bupati Pasuruan H. M. Rusdi Sutejo dan Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Samsul Hidayat, berlangsung panas namun produktif, Sabtu (18/10/2025).
Berlangsung di Auditorium Mpu Sendok, Kantor Pemkab Pasuruan, dialog ini mengusung tema “Menjala Asa di Balik Panggung Gemerlap Hari Jadi ke-1096 Kabupaten Pasuruan”.
Kritik Ketua BEM Pasuruan Raya
Forum ini menjadi ajang adu argumentasi antara mahasiswa dan pemerintah daerah soal arah pembangunan dan efisiensi penggunaan anggaran daerah.
Ketua BEM Pasuruan Raya, M. Ubaidillah Abdi, membuka forum dengan kritik tajam terhadap pola pemerintahan yang dinilai lebih menonjolkan seremonial ketimbang substansi kesejahteraan.
Ia mengutip analogi sejarah Romawi tentang “panggung gemerlap” dan “hiburan rakyat” sebagai strategi penguasa mengalihkan perhatian publik dari persoalan mendasar.
“Pemerintah jangan hanya sibuk dengan pesta hari jadi, tapi juga memastikan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur benar-benar dirasakan rakyat,” tegas Ubaidillah di hadapan peserta dan pejabat yang hadir.
Menurutnya, mahasiswa bukan sekadar pengkritik, melainkan mitra strategis pemerintah yang wajib menjaga idealisme demi kemajuan Pasuruan.
Jawaban Bupati Pasuruan
Menanggapi kritik tersebut, Bupati H. M. Rusdi Sutejo menegaskan bahwa perayaan Hari Jadi ke-1096 bukan sekadar pesta, melainkan strategi branding dan pemulihan ekonomi rakyat.
“Pemerintah tidak boros. Kegiatan hari jadi punya multiplier effect besar, terutama bagi pelaku UMKM, sektor parkir, dan pedagang kecil,” ujar Bupati.
Rusdi mengakui perayaan tahun ini “belum gemerlap sempurna”, namun menyebutnya sebagai momentum evaluasi dan promosi daerah.
Ia juga mengungkapkan, pemerintah menolak tawaran sponsor swasta senilai Rp1 miliar per malam karena ingin memberi panggung bagi pelaku UMKM lokal.
Dalam paparannya, Rusdi menyebut 300 dari 1.227 sekolah rusak berat telah diperbaiki sepanjang tahun ini. Tahun depan, 33 puskesmas induk akan dioperasikan 24 jam untuk memperluas akses kesehatan.
Sementara di sektor infrastruktur, pemerintah akan menerapkan rigid pavement (jalan beton) untuk wilayah banjir dan paving tebal di daerah rawan longsor dengan target usia jalan minimal 7 tahun.
“Pembangunan itu sederhana: layanan publik harus prima. Kalau jalan, sekolah, dan puskesmas berfungsi baik, rakyat pasti merasakan manfaatnya,” tegas Rusdi.
Siasat Pemkab atas Pengurangan Dana Transfer
Di sisi Lain, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Samsul Hidayat memaparkan bahwa tahun anggaran 2026 akan menjadi masa fiskal yang berat, karena adanya pengurangan dana transfer dari pemerintah pusat serta kewajiban membayar gaji 3.600 tenaga P3K baru.
“Kami bersama Mas Bupati berkomitmen menyusun APBD yang benar-benar berpihak pada rakyat. Fokus tetap pada pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar,” kata Samsul.
Ia juga menegaskan dua jalur utama penyusunan program — Musrenbang dari eksekutif dan Pokir (Pokok-Pokok Pikiran) dari legislatif — kini terintegrasi secara digital melalui SIPD Nasional, agar proses pembangunan lebih transparan.
Bupati Rusdi Sutejo menegaskan komitmen sinergi tripartit antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Pemerintah tengah menyiapkan Perda Local Wisdom yang mengatur minimal 80 persen tenaga kerja pabrik berasal dari warga Kabupaten Pasuruan.
“Kita akan pastikan perusahaan besar seperti Cimory dan Pocari Sweat juga berkontribusi sosial di Pasuruan, bukan di luar daerah,” tegasnya.
Pemkab juga berencana menegakkan Perda CSR agar tanggung jawab sosial perusahaan lebih terukur dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Menjawab pertanyaan mahasiswa tentang peran generasi muda, Bupati Rusdi mengungkapkan rencana pendirian Pasuruan Creativity Center (PCC) — lembaga pelatihan vokasi dan wirausaha muda yang meniru model Malang Creative Center (MCC).
PCC akan memfasilitasi pelatihan otomotif, pengelasan, komputer, hingga manajemen bisnis. Pemerintah juga menyediakan akses kredit usaha bunga rendah 6 persen dan legalitas bagi UMKM muda.
“Kesuksesan bukan soal sistem, tapi mentalitas. Pemerintah memfasilitasi, tapi kerja keras dan integritas menentukan hasil,” pesan Rusdi kepada para mahasiswa.
Menutup forum, Moderator Melinda Maharani menyimpulkan bahwa arah pembangunan Pasuruan akan berfokus pada pelayanan publik, pemberdayaan pengusaha muda, dan penguatan ekonomi lokal.
Bupati menegaskan bahwa pintu pemerintah terbuka untuk kritik dan kolaborasi, sementara Ketua DPRD mengundang mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi langsung ke lembaganya.
“Kalau dulu sainganmu sedikit, sekarang seluruh dunia pesaingmu. Tapi kalau niatmu kuat dan manfaatmu nyata, Pasuruan akan maju bersama generasi mudanya,” pungkas Bupati Rusdi. (maf/par/rev)