
KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.Com - Pondok Pesantren Wali Barokah menggelar seminar nasional dalam rangka memperingati Hari Santri dan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Gedung DMC, Kamis (23/10/2025).
Seminar ini menghadirkan 3 narasumber utama, mereka adalah:
- Kepala Disbudparpora Kota Kediri, Bambang Priambodo, dengan materi 'Santri-Pemuda Bersatu, Indonesia Maju: Akselerasi Generasi Emas 2045'.
- Kepala BNN Kota Kediri, Yudha Wirawan, dengan materi 'Santri Sehat: Wujudkan Generasi Indonesia Emas 2045 Bebas Dari Narkoba'.
- Kepala Kemenag Kota Kediri, A. Zamroni, dengan materi 'Santri Berkarakter Luhur: Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia'.
Acara dipandu oleh Drs. H. Agus DS, M.P., Wakil Ketua Ponpes Wali Barokah.
Ketua Ponpes Wali Barokah, KH Sunarto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Agama Nomor 04 Tahun 2025 tentang Panduan Peringatan Hari Santri, sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda.
“Pondok Pesantren Wali Barokah Kota Kediri menyelenggarakan seminar ini untuk para santri dan pengurus,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya meneladani semangat perjuangan para pahlawan dan menjaga semangat persatuan.
“Para santri yang lahir di atas tahun 2000 adalah generasi yang beruntung. Mereka harus melanjutkan cita-cita para pahlawan terdahulu,” tuturnya.
“Konsep bersatu sudah diteladani sejak dahulu. Kalau tidak bersatu, kita tidak akan bisa mencapai cita-cita bersama,” imbuhnya.
KH Sunarto berharap para santri mampu berkontribusi nyata dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Melalui kegiatan ini, para santri Wali Barokah bertekad menjadi garda terdepan dalam menjaga moral bangsa serta menyongsong Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Dalam sesi pemaparan, Bambang mengingatkan kembali sejarah Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 sebagai seruan membela tanah air.
“Resolusi jihad adalah kewajiban membela tanah air, hukumnya fardhu ain bagi setiap muslim yang mampu,” ucapnya.
Ia mendorong santri untuk melakukan jihad intelektual dan menjadi agen inovasi.
“Santri harus mencecep (menimba) ilmu tentang keduniaan dan keakhiratan sekaligus,” pesannya.
Bambang juga mengingatkan santri agar waspada terhadap tantangan zaman seperti hoaks, pinjaman online ilegal, dan investasi bodong.
“Alhamdulillah, Ponpes Wali Barokah tidak ada yang terjebak pinjol,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BNN Kota Kediri menyoroti bahaya tiga kejahatan luar biasa: korupsi, terorisme, dan narkoba.
“Orang tua kita pasti ingin anaknya kuat imannya dan tidak terpengaruh oleh narkoba,” tuturnya.
Ia menjelaskan ciri-ciri pengguna narkoba dan pentingnya keimanan sebagai benteng diri.
Kepala Kemenag Kota Kediri, Zamroni, menekankan peran santri sebagai murid kiai yang dididik untuk menjadi mukmin kuat.
“Santri tidak boleh goyah imannya oleh pergaulan, kepentingan, atau perbedaan. Mereka harus menjaga tradisi, tetapi juga siap menjadi pusat peradaban dunia,” pintanya.
Ia juga menegaskan pentingnya kesederhanaan, sikap tawadhu, dan toleransi sebagai nilai dasar pesantren dalam menghadapi tantangan zaman. (uji/mar)