Khofifah menekankan bahwa keberhasilan dua program ini membutuhkan sinergi lintas sektor mulai dari petani, koperasi, pabrik gula, hingga pemerintah daerah.
Jawa Timur, lanjutnya, memiliki modal sosial kuat yang bersumber dari basis peternak dan petani tebu yang selama ini konsisten menjadi lokomotif produksi nasional.
“Kami siap mensinergikan seluruh perangkat daerah dan para pelaku sektor pangan agar program ini tercapai dengan hasil terbaik bagi Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menyampaikan apresiasi atas kinerja Gubernur Khofifah yang dinilai berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional.
“Jadi ini Gubernur kebanggaan kita, luar biasa. Beliau itu pekerja keras. Yang pertama, produksi padi nomor satu di Indonesia, juga jagung, kemudian daging, dan juga gula 50 persen lebih. Juga telur semua nomor satu, terdepan. Kami melihat kinerja beliau luar biasa,” kata Mentan Amran.
Karena itu, Kementerian Pertanian memastikan dukungan penuh kepada Jawa Timur, khususnya dalam percepatan program tebu nasional.
“Kalau ini berhasil, itu separuh atau 50 persen program tebu Indonesia berhasil. Kita targetkan tahun depan bisa swasembada white sugar. Mudah-mudahan tiga tahun atau paling lambat empat tahun ke depan sudah swasembada gula total termasuk industri. Ini harus dilakukan secara serius,” tegasnya.
Amran juga mengungkapkan bahwa pembangunan PSN Sapi Perah akan dilakukan di dua kabupaten di Jawa Timur, yakni Blitar dan Banyuwangi.
“InsyaAllah kita akan kunjungan langsung ke sana untuk melihat capaian-capaian, khususnya program prioritas Bapak Presiden. Dianggarkan sekitar Rp2,4 triliun di sana, dengan target populasi 67.000 sapi perah dan luas area sekitar 13 hektare. Pendekatannya nanti semua terintegrasi, ada pakannya, ada susunya, dan ada offtaker-nya,” pungkasnya.(dev/van)












