Sedangkan yang Provinsi Jawa Timur beli ke Kepulauan Riau, diantaranya, ikan beku (cakalang, layur, layang). Sementara untuk Jatim Malaysia, antara lain tembaga, cassava, Frozen coconut cream, kerupuk mentah dan buah kering serta sayur kering.
Khofifah merasakan interaksi provinsi Jatim dan Kepulauan Riau sangat produktif. Ia juga memastikan bahwa hubungan baik ini tidak akan berhenti di sini melainkan ke depan akan ditindaklanjuti secara lebih masif.
"Di titik tersebut ada produk yang disuplai Kepulauan Riau. Jangan sampai hal-hal yang harus terpenuhi menjadi berkurang. Itu yang akan dibahas terutama kepala dinas pertanian dan peternakan," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Misi Dagang Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Kepulauan Riau merupakan Misi Dagang yg Ke-Dua Belas di Tahun 2025 dan yang ke-48 kali periode 2019-2025, dengan total nilai komitmen transaksi sebesar Rp 27,35 Triliun.
"Kami berharap, melalui misi dagang ini kita bisa tumbuh bersama , berkembang bersama , maju bersama dan sejahtera bersama serta memperkuat kerja sama yang telah terjalin, sekaligus membuka peluang baru bagi dunia usaha dan investasi khususnya Jawa Timur dan Kepulauan Riau dan yang lebih strategis lagi bagaimana menguatkan persaudaraan antar provinsi untuk merawat Indonesia," pungkasnya.
Di sisi lain, Misi Dagang kali ini juga dilaksanakan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) sebanyak 11 OPD, dan 3 Asosiasi dari kedua Provinsi.
Selain itu juga dilaksanakan penandatanganan 3 (tiga) Letter of Intent antara pelaku usaha Jawa Timur dengan Pelaku Usaha Malaysia yang disaksikan Atase Perdagangan KBRI Malaysia , antara lain PT Starindo Anugerah Abadi dengan Eramas Group, CV Pandafood Industry dengan Eng Sheng Sdn Bhd dan PT. Jayaditya Aswani Mandiri dengan Mentrade Marine Sdn Bhd
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengatakan sebagian besar komoditi kebutuhan pokok di Kepulauan Riau masih dipasok provinsi Jatim seperti beras, cabe rawit, cabe kering, gula serta komoditi lain.





