Prasetya Media Summit 2025 Perkuat Ekosistem Media Berkelanjutan di Jawa Timur

Prasetya Media Summit 2025 Perkuat Ekosistem Media Berkelanjutan di Jawa Timur Kabiro Adpim Setdaprov Jatim, Pulung Chausar, saat memberi sambutan.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prasetya Media Summit (PMS) 2025 menjadi kampanye bersama pemangku kepentingan pentahelix untuk memperkuat ekosistem media berkelanjutan di Jawa Timur. 

Forum ini berlangsung pada 16-17 Desember 2025, dan diikuti ratusan peserta dari unsur pemerintah, media, akademisi, dunia usaha, komunitas, serta pegiat komunikasi publik.

Mengusung tema 'Menguatkan Ekosistem Media Berkelanjutan untuk Jawa Timur Tangguh Terus Bertumbuh', PMS 2025 diposisikan sebagai ruang kolaborasi lintas sektor yang setara. Forum ini tidak sekadar agenda seremonial, melainkan upaya kolektif membangun kesadaran bahwa ketangguhan daerah ditentukan oleh kualitas ekosistem media yang sehat, kredibel, dan berpihak pada kepentingan publik.

Kabiro Adpim Setdaprov Jatim, Pulung Chausar, menegaskan penguatan ekosistem media berkelanjutan merupakan bagian dari strategi komunikasi publik pemerintah daerah.

“Penguatan ekosistem media bukan hanya soal keberlangsungan industri media, tetapi juga soal menjaga kualitas informasi publik agar tetap sehat, akurat, dan membangun,” ujarnya.

Pulung menambahkan, media harus diposisikan sebagai mitra strategis pembangunan daerah, bukan sekadar saluran informasi. Ia menekankan perlunya kolaborasi pentahelix antara pemerintah, media, akademisi, dunia usaha, dan komunitas komunikasi agar ekosistem media di Jawa Timur tetap tangguh dan berkelanjutan.

Sementara itu, Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim, menilai PMS sebagai forum penting untuk menyamakan visi di tengah tantangan besar media. Menurutnya, keberlanjutan media hanya dapat dicapai jika ekosistemnya sehat dan kolaboratif.

“Media yang kuat lahir dari ekosistem yang sehat. Tanpa kolaborasi, media akan mudah terjebak pada tekanan ekonomi dan arus informasi instan yang sering mengorbankan kualitas jurnalistik,” tuturnya.

Direktur Jawa Pos TV dan Jawa Pos Radar Group, Marsudi Nurwahid, menekankan pentingnya adaptasi media tanpa kehilangan jati diri jurnalistik.

“Media harus berani beradaptasi dengan teknologi, tetapi tidak boleh meninggalkan substansi. Kecepatan penting, namun akurasi dan keberpihakan pada kepentingan publik jauh lebih utama,” ucapnya.

Pemimpin Redaksi Beritajatim.com, Dwi Eko Lokonoto, menyoroti tantangan media digital yang dipengaruhi algoritma dan pola konsumsi audiens. Ia menegaskan kepercayaan publik tetap menjadi modal utama media.

“Keberlanjutan media tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi oleh kredibilitas. Media harus konsisten menjaga integritas dan keberpihakan pada kepentingan publik,” katanya.

Pemimpin Redaksi Radio Elshinta, Haryo Ristamaji, menekankan peran media arus utama sebagai penjernih informasi di tengah banjir konten digital.

“Tantangan media saat ini adalah tetap relevan tanpa kehilangan nilai jurnalistik. Di sinilah pentingnya peningkatan kapasitas dan kolaborasi lintas sektor,” sebutnya.

Narasumber lain, Fardilla Astari, menekankan komunikasi publik harus adaptif dan berorientasi pada dampak jangka panjang.

“Konten yang baik bukan hanya soal viral, tetapi tentang membangun kepercayaan dan hubungan berkelanjutan dengan publik,” ujarnya.

Kepala Bagian Materi dan Komunikasi Pimpinan Biro Adpim Jatim, Zainal Muttaqin, menyampaikan PMS dirancang sebagai ruang belajar bersama bagi seluruh pemangku kepentingan pentahelix.

“Forum ini tidak hanya menjadi tempat berbagi gagasan, tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas teknis, memperkuat jejaring, serta merumuskan rekomendasi strategis bagi penguatan komunikasi publik di Jawa Timur,” paparnya.

Rangkaian PMS 2025 diisi dengan seminar, diskusi panel, serta breakout class yang membahas penulisan berita humanis berbasis data, strategi konten media sosial pemerintah untuk membangun kepercayaan publik, serta pengukuran dampak komunikasi publik menggunakan AMEC Framework.

Melalui PMS 2025, Pemprov Jatim berharap terbangun komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan pentahelix untuk menjaga ekosistem media yang sehat, kolaboratif, dan berkelanjutan. Kampanye ini diharapkan mampu menempatkan media sebagai kekuatan strategis dalam menjaga ketangguhan dan mendorong pertumbuhan Jawa Timur di tengah dinamika perubahan global. (dev/mar)