Selain lonjakan mobilitas, faktor cuaca juga menjadi perhatian dalam pelaksanaan pengamanan. Informasi dari BMKG menunjukkan adanya tiga sistem siklonik di sekitar wilayah Indonesia yang berpotensi menimbulkan hujan lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi.
Kondisi tersebut bertepatan dengan puncak musim hujan pada periode November 2025 hingga Februari 2026.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Subandi menegaskan bahwa pelayanan Nataru tahun ini menuntut kesiapsiagaan yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Seluruh unsur pengamanan diminta meningkatkan kewaspadaan dan kecepatan respons di lapangan.
“Situasi ini tentunya menuntut kesiapsiagaan yang lebih tinggi, sehingga pelayanan Nataru tahun ini harus dilaksanakan secara ekstra dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, mulai dari aspek pengamanan, pelayanan, hingga respons cepat terhadap berbagai permasalahan di lapangan demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat,” bebernya.
Sebagai langkah konkret, Polri bersama para pemangku kepentingan melaksanakan Operasi Kepolisian Terpusat dengan sandi Operasi Lilin 2025.
Operasi ini digelar selama 14 hari, mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026, dengan melibatkan 146.701 personel gabungan di seluruh Indonesia.
Dalam mendukung operasi tersebut, disiapkan sebanyak 2.903 pos yang terdiri atas pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu.
Pos-pos ini akan melayani puluhan ribu objek pengamanan, meliputi gereja, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, kawasan wisata, hingga lokasi perayaan Tahun Baru.





