IRVING, BANGSAONLINE.com – Keluarga Ahmed Mohamed, remaja yang ditangkap September lalu, karena membawa jam digital rakitan sendiri, yang dikira bom oleh pihak sekolah, mengajukan tuntutan kepada Dewan Kota dan pihak sekolah, sebesar Rp 202,67 miliar.
Keluarga Ahmed Mohamed juga mendesak permintaan maaf dari Dewan Kota Irving, dan pihak sekolah, karena anggota keluarganya ditangkap.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Pengacara yang mewakili keluarga, mengirimkan surat terpisah untuk Dewan Kota Irving, sebelah barat Dallas, dan Sekolah District Irving Independen. Dalam suratnya, sang pengacara menulis,
“Siswa kelas sembilan yang salah tangkap, ditahan secara ilegal, dan tanpa didampingi orang tuanya.”
Keluarga Mohamed menuntut Rp 135 miliar dari Dewan Kota, dan sisanya dari sekolah, dengan total Rp 202,67 miliar. “Jika tidak dipenuhi, pihak keluarga akan mengajukan tuntutan hukum sipil dalam waktu 60 hari,” kata surat ini. “Ini dilakukan, karena pihak keluarga sangat marah, dan mereka harus menghilangkan trauma pada anaknya.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Pihak sekolah segera menindaklanjuti surat pengacara ini, sedangkan pihak Dewan Kota enggan berkomentar.
Keluarga Mohamed mengatakan, pada Oktober akan pindah ke Qatar untuk menerima tawaran dari Qatar Foundation, dan mengikuti program Inovator Muda. Pengumuman ini diutarakan, beberapa jam setelah Presiden Barack Obama bertemu dengan Mohamed.
Ahmed mendapat dukungan Obama dan pemilik Facebook Mark Zuckerberg, yang mengatakan, "Memiliki keterampilan dan ambisi untuk membangun sesuatu yang keren, harus mengarah pada tepuk tangan, bukan malah ditangkap."
Baca Juga: Viral, Surat Suara di Taiwan Sudah Dicoblos Paslon Nomor Urut 3, KPU: Hoaks
Meskipun beberapa telah tampil di berbagai belahan dunia, keluarga Mohamed mnengatakan, peristiwa ini telah menghancurkan kehidupan mereka, dan akhirnya mengusir mereka keluar dari negara itu. Begitu ungkapan pengacara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News