GRESIK, BANGSAONLINE.com - Menjelang coblosan Pilkada (pemilihan kepala daerah) Kabupaten Gresik 9 Desember 2015, trik black campaign (kampanye hitam) untuk menyudutkan pasangan calon mulai bermunculan.
Kali ini, beredar selebaran yang isinya menyudutkan pasangan Berkah (bersama Husnul Khuluq-Achmad Rubaie), Selasa (1/12). Ironisnya, selebaran itu mencatut institusi Pemkab Gresik dan KPUD, selaku penyelenggara Pilkada. Sebab, dalam selebaran yang tidak tercantum pembuatnya itu, terdapat logo Pemkab Gresik dan KPUD.
Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (5): Ada Wacana Munculkan Figur Kades
Dalam selebaran itu, tertulis Pilkada serentak tahun 2015. Juga tertulis, pilih pemimpin bersih dengan huruf besar. Kemudian, di bawahnya tertulis, pilkada serentak Kabupaten Gresik akan digelar pada tanggal 9 Desember 2015.
Selanjutnya, di bawah tulisan tersebut tertulis huruf besar: "Sudahkah Anda Memilih Orang Yang Tepat Untuk Memimpin Gresik 5 Tahun ke Depan,".
Penyebar selebaran tersebut terbilang cerdik untuk membidik mangsa (masyarakat) agar membaca selebaran itu.
Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (2): PDIP Berharap Pemimpin dari Gresik Selatan
Mereka menyebarkan selebaran itu lewat beberapa media. Di antarannya, malaui media massa (koran) yang beredar di Kabupaten Gresik.
Dalam selebaran itu, tertulis rekam jejak cabup nomor urut 2, Husnul Khuluq. Di antaranya, saat Huluq menjadi Sekkab Gresik periode 2005-2010, terjadi pembobolan brangkas Bank Jatim senilai Rp 850 juta yang diduga untuk biaya cabup-cawabup Humas (Khuluq-Musyafak) pada Pilkada 2010.
Kemudian, tahun 2006, Huluq ketika jadi Sekkab disebut-sebut terlibat bancakan kasus retribusi sewa perairan di PT Smelting yang nilainya mencapai Rp 1,37 miliar. Kasusnya sekarang ditangani Polda Jatim.
Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (1): Ini 4 Figur yang Diperkirakan bakal 'Berlaga'
Selanjutnya, kasus korupsi uang pengganti tanaman untuk lapangan terbang perintis di Pulau Bawean.
Selain itu, selebaran juga memuat Huluq saat menjabat Kepala Dinas Pendidikan di Bojonegoro. Huluq diduga terlibat kasus pengadaan alat edukatif pada PAUD se Kabupaten Bojonegoro tahun 2011 senilai Rp 1,5 miliar, serta beberapa kampanye hitam lain yang menyudutkan pasangan Berkah.
Plt Sekkab Gresik, Bambang Isdianto, mengaku kaget tentang adanya selebaran itu. Sebab, di selebaran itu mencatut nama lembaga Pemkab Gresik.
Baca Juga: Qosim Ditunjuk jadi Wakil Ketua PKB Gresik, Sambari Janji Kawal untuk Pilkada 2020
Karena itu dia akan koordinasi dengan Penjabat Bupati, Akmal Boedianto dan Bagian Pemerintahan untuk menyikapinya. "Selebaran ini, jelas merugikan kami atas nama lembaga Pemkab Gresik. Sebab, selebaran itu mencatut lambang Pemkab atau lembaga Pemkab," kata Bambang, Selasa (1/12).
Karena itu, Bambang mengaku akan menyikapi serius masalah itu. Sebab, kalau hal ini dibiarkan menggelinding dan menjadi opini publik, bisa mengancam kondusifitas daerah jelang Pilkada," terangnya.
Bambang menambahkan, bisa jadi pembuat selebaran ini ingin menyeret-nyeret Pemkab Gresik ke pusaran politik jelang Pilkada tahun ini. Padahal, berdasarkan garis UU ASN Nomor 5 tahun 2014, sudah jelas, PNS tidak boleh terlibat dalam politik praktis.
Baca Juga: RGS-SQ Berharap SQ Cepat Dilantik Agar Bisa Lanjutkan Pembangunan
Sementara komisioner KPUD Kabupaten Gresik, Elvita Yulianti mengaku kaget ketika mendapatkan informasi ada selebaran kampanye hitam yang mencatut nama lembaga KPUD.
Karena itu, Vetty, begitu panggilan akrabnya buru-buru mencari sebaran itu. "Setelah saya cek, ternyata logo KPU itu umum. Artinya, tidak tertulis KPUD Gresik," kata Vetty.
Meski begitu, tambah Vetty, pihaknya tetap menyikapi serius persoalan itu. "Kami segera lakukan koordinasi dengan semua komisioner KPUD untuk menyikapi masalah ini," pungkasnya. (hud/rev)
Baca Juga: KPUD Gresik Tetapkan SQ sebagai Pemenang Pilkada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News