PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Dua dari empat kubu pasangan calon yang maju Pilkada Ponorogo, Jawa Timur sama-sama mengklaim telah memenangi pemilihan kepala daerah setempat, mengacu hasil hitung cepat rekapitulasi suara yang dilakukan internal tim pemenangan masing-masing.
Pantauan di Ponorogo menyebutkan, pernyataan klaim kemenangan aktif disuarakan kubu pasangan calon nomor urut 1, Sugiri Sancoko-Sukirno, serta pasangan nomor urut 4, Ipong Muclissoni-Sujarno.
Baca Juga: Ketua PKS Jatim Serahkan SK DPP untuk Marhaen Djumadi, Slamet Junaidi, dan Sugiri Sancoko
Sementara dua pasangan calon lainya yakni Amin-Agus Widodo (2) yang diusung PKB dan PDIP dan pasangan Misranto-Isnen (3) dari jalur perseorangan memilih menunggu keputusan KPU.
Sebelumnya beredar hasil quick count dari sejumlah lembaga survei yang menyebut perolehan suara pasangan nomor 1 dan 4 hanya selisih tipis. Seperti hasil quick count Pusdeham yang menyebut paslon nomor 1. Sugiri Sancoko menperolah suara 36,44%, paslon nomor 2. Amin-Agus 22,27%, paslon nomor 3. Misranto-Isnen 1,67% dan paslon nomor 4. Ipong-Sujarno memdapat 39,58% suara.
Sedangkan hasil Quick Count Bakesbangpol, paslon nomor 1. Sugiri Sancoko menperolah suara 38,14%, paslon nomor 2. Amin-Agus 22,67%, paslon nomor 3. Misranto-Isnen 1,61% dan paslon nomor 4. Ipong-Sujarno memdapar 37,58% suara.
Baca Juga: Seru! Sugiri-Ipong Tanding Ulang pada Pilbup Ponorogo 2024
Sementara LSSI merilis hasil berbeda juga yaitu, paslon nomor 1.Sugiri Sancoko menperolah suara 36%, paslon nomor 2. Amin-Agus 22,%, paslon nomor 3. Misranto-Isnen 3% dan paslon nomor 4. Ipong-Sujarno memdapat 38% suara.
"Hingga saat ini, kami sudah menang dengan selisih sekitar 4 ribu suara dibanding (suara) Ipong-Sujarno," klaim Sugiri Sancoko, Calon Bupati Ponorogo yang diusung koalisi Partai Demokrat, Golkar, Hanura, dan PKS.
Di hadapan wartawan maupun pendukungnya, Sugiri maupun tim suksesnya selalu memberi pernyataan dengan nada meyakinkan dan bersemangat, namun mereka tidak memberikan data rinci perolehan suara berdasar hasil hitung cepat yang dilakukan.
Baca Juga: Bebas Bersyarat, Relawan Galang Koin untuk Mbah Beni
Di pihak lain, pasangan calon Ipong Muclissoni-Sujarno yang diusung koalisi Partai Gerindra, PAN dan PND juga meyakini mendulang suara terbanyak dalam Pilkada Ponorogo.
"Untuk hasil presentasenya dari hitung cepat yang kami lakukan, Ipong Muclisooni-Sujarno 39 persen, disusul Sugiri Sancoko-Sukirno 36 persen, Amin-Agus Widodo 23 persen dan Misranto-Isnen Supriyono 1,7 persen," klaim Supriyadi, anggota tim media center pasangan calon Ipong Muclissoni-Sujarno, kepada wartawan.
Selain saling klaim kemenangan antara kubu Sugiri-Sukirno dan kubu Ipong-Sujarno, pendukung kedua pasangan calon juga menggelar konvoi besar-besaran untuk menegaskan eksistensi kemenangannya, meski baru sepihak.
Baca Juga: Pilbup Ponorogo 2020, Partai Gerindra Tidak Akan Mendukung Pengkhianat
Meningkatnya suhu politik pascacoblosan yang diwarnai aksi saling klaim kemenangan itu memaksa polisi melakukan pengamanan ketat. Kepolisian Resor Ponorogo, menjaga ketat empat lokasi yang berpotensi terjadi pergerakan massa dalam jumlah besar pascapemilihan kepala daerah serentak. Pengamanan di antaranya dilakukan di dua kediaman atau posko dari dua pasangan calon yang sama-sama mengklaim menang versi hitung cepat.
“Kami menerima informasi kalau tim kedua pasangan calon yang mengklaim menang itu akan melakukan konvoi," kata Kepala Bagian Operasi Polres Ponorogo Komisaris Eko Condro.
Sedangkan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) Kabupaten Ponorogo membantah telah membocorkan hasil rekapitulasi Pilkada Ponorogo 2015.
Baca Juga: Lisdyarita Bagikan 45.000 Tiket Kupon Jalan Sehat Secara Gratis Kepada Warga Ponorogo
Plh. Bakesbangpol Linmas Kabupaten Ponorogo, Murdijanto menegaskan, pihaknya tidak pernah sekalipun mengeluarkan laporan hasil pemilu kecuali kepada Gubernur, Bakorwil Madiun dan Pj Bupati.
“Kami tidak pernah mengeluarkan hasil rekapitulasi suara pilkada dalam bentuk apa pun. Apalagi yang ada kop surat dan tanda tangannya,” tandas Murdijanto menanggapi beredarnya hasil rekapitulasi suara sementara Pilkada atas nama Bakesbangpol Linmas Ponorogo di tengah masyarakat, Kamis (10/12).
Murdijanto juga tidak membenarkan bila pihaknya disebut melakukan pengitungan cepat perolehan suara Pilkada. “Kami tidak melakukan quick count. Tetapi di sini memang ada Tim Pengendali Pelaporan Hasil Pemilihan Umum, yang hasil pelaporanya hanya diserahkan kepada unsur pimpinan, bukan untuk publik,” jelasnya.
Baca Juga: Peduli Sesama, Lisdyarita Kunjungi Lansia Sakit dan Renovasi Sekolah
Selain ada dugaan data bocor, pilkada Ponorogo juga diwarnai dugaan money politics sebagaimana berhasil diungkap oleh Panwaslu Ponorogo.
"Kasus tangkap tangan money politic itu saat ini sedang kami selidiki dan kembangkan bersama tim gakumdu (penegakan hukum terpadu)," terang Ketua Panwaslu Ponorogo, Wasijan.
Ia tidak menyebut spesifik nama pasangan calon ataupun tim suksesnya yang diduga terlibat dalam jaringan politik uang dimaksud. Menurutnya, insiden penangkapan itu sendiri terjadi pada Selasa (8/12) sore, sekitar pukul 14.00 WIB di sebuah jalan umum Desa Tanjungsari dan Ngumprit, Kecamatan Jenangan.
Baca Juga: Cabup Nomor Urut 1 Tolak Hasil Pilkada Ponorogo
"Kami masih berkoordinasi untuk menentukan sanksinya. Namun jika memang terbukti secara administrasi maupun pidana, kasus ini akan diserahkan ke pihak berwajib sesuai dengan Undang-undang tentang pilkada," ujarnya.
Dari tangan para pelaku, panwascam berhasil menyita uang senilai Rp1,86 juta. sementara lainnya sudah dibagikan. "Uang tersebut awalnya akan dibagikan untuk ajakan memilih salah satu pasangan peserta pilkada di Ponorogo," ujarnya.
Wasijan sudah memeriksa dan memang kedua terlapor mengakui semua perbuatanya bahwa memang mereka membagikan uang untuk mengajak para tetangganya mengajak dan mengarahkan kepada salah satu calon. (jat/ant/rev)
Baca Juga: Rekapitulasi Suara Pilkada Ponorogo Diwarnai Hujan Protes, KPU: Silahkan ke MK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News