PONOROGO, BANGSAONLINE.com – Ipong Muchlissoni maju lagi sebagai Calon Bupati Ponorogo. Politikus Nasdem itu akan melakukan "tanding ulang" dengan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Ipong disebut-sebut bakal berpasangan dengan Segoro Luhur Kusumo Daru, kader Partai Gerindra.
Baca Juga: Tak Ada Data, Keluarga Kiai Besari Minta Gus Miftah Tak Ngaku-Ngaku Keturunan Kiai Besari
Ini tentu menarik dan seru. Pada Pemilihan Bupati (Pilbup) Ponorogo 2020, Giri – panggilan Sugiri Sancoko – mengalahkan Ipong yang saat itu merupakan cabup petahana atau incumbent. Ketika itu Giri berpasangan dengan Lisdyarita, sedang Ipong berpasangan dengan Bambang Tri Wahono.
Pertarungan Calon Bupati Ponorogo ini bukan hanya menarik dan bakal seru, tapi juga unik. Sayang, Ponorogo yang memiliki banyak budaya khas dan kuliner andalan – di antaranya reog dan sete ayam - kurang mendapat sorotan media secara memadai.
Baik secara regional (Jawa Timur), apalagi nasional. Sorotan media terkini justru lebih banyak ke Trenggalek, sebuah kabupaten yang letaknya bertetangga atau berbatasan dengan Ponorogo.
Baca Juga: Tinjau Banjir Ponorogo, Pj Gubernur Adhy Fokuskan Evakuasi Warga dan Perbaikan Tanggul Jebol
Saya katakan Pilbup Ponorogo menarik karena Giri dan Ipong selalu tanding ulang. Kita masih ingat, sebelum Giri memenangkan Pilbup 2020, ia pernah kalah melawan Ipong dalam pilbup 2015. Saat itu Giri berpasangan dengan Sukirno. Sedangkan Ipong berpasangan dengan Soedjarno.
Sugiri Sancoko memberikan keterangan pers kepada wartawan. Foto: BANGSAONLINE
Baca Juga: Pilkada Ponorogo, Survei ARCI: Sugiri Sancoko Unggul Jauh dari Ipong
Dalam piIbup yang diikuti empat pasang calon itu, Ipong-Soedjarno meraih kemenangan dengan 219.949 suara atau 39,37%. Sedangkan Giri-Sukirno meraih 205.587 suara atau 36,8%.
Jadi, baik Giri maupun Ipong pernah kalah dan pernah tampil sebagai pemenang. Kini Giri dan Ipong kembali akan bertarung pada pilbup 2024.
Siapa yang bakal menjadi pemenang? Jika melihat sejarah Pilbup Ponorogo, siapa pun akan sulit memprediksi, termasuk pengamat politik. Faktanya, cabup incumbent atau petahana tak bisa atau tak pernah menjadi jaminan sebagai pemenang.
Baca Juga: Di Sanggar Kesenian Langen Kusumo Ponorogo, Khofifah Apresiasi Inovasi Pelestarian Reog
Bahkan hasil survei pun tak berlaku dalam realitas Pilbup Ponorogo. Contoh konkret adalah hasil survei elektabilitas Cabup Ponorogo pada 2020. Saat itu hasil survei Ipong sebagai cabup incumbent sangat tinggi.
Elektabilitas Ipong mencapai 68%. Sedangkan elektabilitas Sugiri sebagai cabup penantang jauh di bawah Ipong.
"Kalau ndak salah 5%," tutur Ipong dikutip Tribunjatim.com.
Baca Juga: Kalaksa BPBD Jatim Resmikan Rekonstruksi Jembatan Terdampak Bencana di Kabupaten Ponorogo
Tapi faktanya Giri justru menumbangkan Ipong. Padahal Ipong saat itu cabup incumbent.
Fakta politik tak sesuai survei juga terjadi pada Pilbup Ponorogo 2015. Saat itu hasil survei Ipong tak sampai 1%. Hanya 0,6%. Tapi ternyata Ipong justru menjadi pemenang.
Karena itu kekuatan Giri dan Ipong sulit diprediksi dalam Pilbup Ponorogo 2024 mendatang. Karena dua-duanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Baca Juga: Ketua PKS Jatim Serahkan SK DPP untuk Marhaen Djumadi, Slamet Junaidi, dan Sugiri Sancoko
Apalagi di tengah masyarakat Ponorogo juga muncul mitos-mitos yang sangat dipercayai. Terutama terkait periodeisasi jabatan bupati. Jadi cenderung abstrak secara politik.
Yang pasti, pertandingan ulang atau rematch antara Sugiri Sancoko dan Ipong Muchlissoni ini akan seru! Kita tunggu saja babak-babak politik berikutnya. Salam damai Ponorogo!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News