JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Meski membantah ikut terlibat dalam dugaan permintaan saham PT Freeport Indonesia, Menko Polhukam Luhut Pandjaitan mengakui berteman dengan pengusaha minyak Riza Chalid dan Ketua DPR Setya Novanto.
Dua orang itu adalah yang suaranya diduga terekam dalam rekaman pencatutan nama presiden dan permintaan saham Freeport.
Baca Juga: Pascakebakaran, Presdir PTFI Inspeksi Lokasi Common Gas Cleaning Plant di Smelter Gresik
"Reza teman lama saya. Saya tidak tahu dia demikian (seperti terdengar dalam rekaman, red)," kata Luhut dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (11/12) dilansir detikcom.
Luhut mengaku pernah bertemu dengan Riza Chalid pada April 2012 saat dirinya masih murni menjadi pengusaha. Luhut mengatakan, Riza kala itu mengajaknya untuk bergabung dengan Freeport.
"Tapi tidak jadi, karena pemerintah Indonesia tidak setuju," ujarnya.
Baca Juga: Tuntut Tenaga Kerja, Warga Mengare Komplek Gresik Demo Smelter PT Freeport Indonesia
Selain Riza, Luhut juga mengaku kenal dengan Setya Novanto, yang kebetulan juga ketua DPR. "Saya berteman dengan Novanto, dia ketua DPR. Saya berteman supaya hubungan pemerintah dan DPR bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
Seperti diketahui, Luhut disebut paling banyak dalam rekaman 'papa minta saham', yang kini sudah ada di tangan Kejagung untuk diproses hukum. Karena namanya disebut, Luhut juga dijadwalkan akan diperiksa Mahkamah Kehormatan Dewan pada Senin pekan depan.
Jumpa pers juga dihadiri oleh sejumlah anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Baca Juga: Freeport Indonesia Raih 4 Penghargaan Good Mining Practice Award 2024
Pantauan di lokasi Jumat (11/12), anggota MKD yang hadir yaitu Wakil Ketua Kahar Muzakir, Ridwan Bae dan lainnya.
"Besok (Senin) kan saya dipanggil, makanya saya undang duluan MKD," kata Luhut sembari tertawa di sela-sela jumpa pers.
Saat Luhut memberikan penjelasan, wajah para anggota MKD terlihat serius menyimak. Bahkan ada ekspresi tegang saat nada bicara Luhut meninggi. "Saya terganggu karena mengganggu keluarga saya. Ini sudah keterlaluan," katanya tegas.
Baca Juga: Tim Melek Industri Bedanten Gresik Gelar Giat Religi
Dalam pemaparanya, Luhut Binsar Panjaitan terlihat emosi namanya disebut-sebut dalam rekaman minta saham Freeport. Dia menilai pencatutan nama itu sudah keterlaluan.
Luhut juga menyebut dirinya mantan militer. Selama ini dia tidak berbicara bukan karena takut atau merasa bersalah, tetapi menunggu waktu yang tepat. Luhut juga mengancam mengambil tindakan jika pihak-pihak yang melobinya sudah melampaui batas.
"Jangan negeri dirusak karena rumor, karena berita tidak benar. Saya terganggu karena ganggu keluarga menurut saya ini keterlaluan," tegasnya.
Baca Juga: Smelter Freeport di Gresik Resmi Beroperasi, Telan Anggaran hingga Rp58 Triliun
Purnawirawan jenderal bintang empat itu juga mengatakan akan menghadapi kasus tersebut hingga tuntas. Menurutnya, dia justru yang membuat memo ke Presiden Joko Widodo agar kontrak tidak diperpanjang. "Saya siap menghadapi itu. Saya mau mengabdi, saya akan loyal buat negara Republik Indonesia," tuturnya.
Dalam kemarahanya, Luhut berulang kali menyinggung soal karirnya di dunia militer. pertama saat Luhut menyinggung soal loyalitasnya pada komandan tertingginya yakni Presiden Joko Widodo. Luhut menyinggung loyalitasnya itu ketika menceritakan kronologis rekomendasi kantor staf kepresidenan terkait rencana perpanjangan kontrak Freeport Indonesia.
"Saya latar belakang militer, saya paham posisi kepala staf dengan komandan saya yaitu, Presiden. Diminta atau tidak, saya akan beri masukan. Dan akan mencegah apapun yang berpotensi mencederai pemimpin saya," ujar Luhut.
Baca Juga: Bikin Macet, Warga Hadang dan Sweeping Bus Pekerja Smelter Freeport di Gresik
Luhut kembali menyinggung rekam jejaknya sebagai militer ketika menyatakan kesiapannya menghadapi proses penuntasan kasus ini. Dia menegaskan tidak akan gentar menghadapi apapun, termasuk panggilan dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Luhut sekaligus menegaskan keberaniannya menantang orang-orang yang menyudutkannya dan menudingnya terlibat dalam pusaran kasus itu.
"Saya tentara, saya akan hadapi semua. Saya wara wiri dengan prajurit saya. Saya sama mati saja tidak takut," katanya.
Di pihak lain, sejumlah Anggota Majelis Kehormatan Dewan (MKD) tidak 'berani' memanggil Luhut Panjaitan untuk dimintai keterangan. Anggota MKD, Junimart Girsang menyatakan, pihaknya tidak bisa seenaknya memanggil Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan terkait penuntusan kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Kontrak hingga 2061, Menteri ESDM: Cadangan Freeport Bisa Sampai 100 Tahun
"Semua ada aturannya, kita punya tata tertib. Kalau berlanjut lebih jauh lagi, kita bisa panggil (Menko Luhut)," kata Junimart Girsang, Jumat (11/12).
Menurut Politisi PDI Perjuangan ini, ada beberapa nama selain Menko Luhut yang disebut dalam rekaman. Untuk itu, ia belum bisa memastikan apakah MKD akan memanggil Luhut atau tidak.
"Nama dia (Luhut) cuma disebut-sebut saja di situ tidak ada dalam percakapan. Banyak nama di sana, apa harus dipanggil semua, kan enggak juga," tandas Junimart Girsang. (mer/tic/sta/lan)
Baca Juga: Wakil Menteri BUMN Optimis Smelter di Gresik Beroperasi Sesuai Rencana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News