SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Ratusan hektare lahan tanaman jagung di Desa Banbaru, Kecamatan Gili Genting, Pulau Gili Raja, Sumenep, kini mulai kekeringan. Hal itu terjadi karena lebih dari setengah bulan wilayah tersebut tidak diguyur hujan. Tanaman jagung yang awalnya tampak menghijau, kini mulai layu. Hal itu tentu saja meresahkan masyarakat setempat, karena mereka khawatir tanaman jagung akan gagal panen.
Karena khawatir, warga menggelar ritual minta hujan yang dipusatkan di Asta Sherandhin, makam yang dikeramatkan warga setempat, Selasa (29/12) sore. Konon, makam tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir seorang alim yang paling disegani karena ilmu agamanya. Di tempat itu, warga laki-laki mengaji Al-Quran dan membaca salawat. Setelah itu, warga kemudian pindah ke sumur penang, sumur tua di wilayah tersebut, dengan melakukan hal serupa.
Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati
“Di tempat itu, kami mendoakan para leluhur kami. Dan kami yakin, ada barokah yang dimungkinkan menjadi penyebab terkabulnya doa kami. Dan ritual ini dilakukan sejak nenek moyang,” tutur warga setempat, Kurdiyanto, kepada bangsaonline.com.
Seusai mengaji Al-Quran dan baca salawat, warga lalu makan bersama di tempat itu juga. Menariknya, semua aneka hidangan yang disediakan bukan dibawa dari rumah masing-masing dalam keadaan siap santap. Hidangan dibawa mentahnya ke tempat itu. Para ibu-ibu memasaknya di tempat itu pula. Dan dihidangkan kepada warga sudah yang mengaji Al-Quran dan baca salawat ketika sudah matang.
“Kami sangat khawatir tanaman jagung kami akan mati. Jika dalam kurun waktu setengah bulan ke depan tetap tidak hujan, kami yakin, tanaman jagung kami akan mati. Semoga wilayah kami segera diguyur hujan,” tutup Kurdi. (smn2/rev)
Baca Juga: Relawan Sakera Madura Khofifah-Emil Salurkan Bantuan 7 Tangki Air Bersih di Sumenep
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News