TUBAN, BANGSAONLINE.com - Warga Tuban terutama yang berada di sekitar hutan jati ramai-ramai berburu “enthung” atau kepompong. Perburuan enthung tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri sebagai lauk pauk makan berhari-hari. Namun, hasil perburuan enthung juga dijual pada orang lain.
Tidak tanggung-tanggung, enthung yang dijual harganya mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 25 per kilogram. Wajar kali ini banyak warga yang berburu enthung. Sebab, saat ini musimnya enthung berjatuhan dari pohon jati yang asalnya berbentuk ulat.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
Perburuan enthung kerap dilakukan warga Desa Ngulahan, Kecamatan Montong, Tuban. Karena desa tersebut dekat dengan wilyah perhutani. Menurut warga memasak enthung cukup sederhana. Ditumis dengan bumbu lengkap lalu digoreng dengan garam, rasanya sudah nikmat.
“Cara memasaknya sederhana digoreng dan dikasih bumbu, rasanya sudah mantab,” ujar Ngasmi warga setempat saat ditemui wartawan, Senin (4/1)
Lanjut Ngasmi, warga yang berburu enthung ini tidak sekadar dimasak. Tetapi, sebagian hasil buruan dijual kepada warga lain yang suka mengkonsumsi enthung. Bahkan, pengendara motor dan mobil saat melintas di desa sini terkadang ikut membeli.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
“Yang beli entuhung juga banyak, tidak hanya warga sini, tetapi pengendara motor maupun mobil saat melintas juga pada membeli,” bebernya.
Siti Aisyah warga lain mengungkapkan, pada musim seperti ini hampir setiap hari memakan enthung. Sehingga, tidak jarang selalu memuter-muter ke rumah warga untuk membeli enthung dari hasil buruan di hutan.
“Soale gak sempat beruru ya beli terus,” terangnya.
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News