Predikat Gus Menasional karena Gus Dur

Predikat Gus Menasional karena Gus Dur

Secara kultural Gus Dur mengalami akulturasi. Namun jati diri kultural pesantren terus menjadi basis utama pemikiran dan tradisi keseharian Gus Dur, meski tokoh pemikiran Islam inklusif ini hidup di tengah-tengah kultur metropolis, bahkan kosmópolis.

Yang menarik, ketangkasan dan kejeniusan Gus Dur selalu muncul, terutama saat kondisi kritis. Lihat saja dalam humor berjudul Kiai dan Ikan. Gus Dur secara réflek dan tangkas mampu ”menguasai keadaan” saat ia dan dua teman santri tertangkap basah saat mencuri ikan milik kiainya. Kejeniusan humor Gus Dur juga tampak saat ia adu hebat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton dan Presiden Perancis, Jacques Chirac.

Namun Gus Dur kemudian harus mengakui kecerdikan orang Madura dalam humor berjudul Gus Dur Kalah dengan Orang Madura. Gus Dur sendiri menyatakan bahwa orang Madura memang cerdik dan banyak akal. Keluguan orang Maduramemang sering menjadi anekdot cerdas yang membuat orang terpingkal-pingkal.

Dalam buku ini – meski dalam cermin humor – watak kultural Gus Dur terpancar. Banyak sekali nilai dan pelajaran yang bisa dipetik, termasuk keberanian untuk mengeritik dan mengejek diri sendiri. Anda mungkin terpingkal-pingkal atau bahkan cemberut ketika membaca buku ini. Namun – sekali lagi – sangat banyak nilai dan pelajaran yang bisa diraih dari kejenakaan dan kecerdasan humor Gus Dur dalam buku ini. Termasuk soal nasionalisme, pluralisme,multikulturalisme, demokrasi, universalisme dan tentu saja keagamaan dan apresiasi terhadap kultural NU yang menjadi basis utama Gus Dur.

Memang, sulit menemukan seorang tokoh yang berpikir serius, kritis dan genius, namun tidak kehilangan sense of humor yang tinggi seperti Gus Dur. Saya merasa beruntung bisa turut merekam dan melestarikan gagasan-gagasan Gus Dur, meski dalam bentuk humor. Apalagi kemudian bisa diterbitkan dalam bentuk buku seperti yang sedang Anda baca sekarang ini.

Semoga pemikiran-pemikiran Gus Dur – termasuk humor-humor cerdas dalam buku ini – terus diserap masyarakat dan menjadi pendidikan serta pendewasaan bangsa kita ke depan. Kita harus mengakui, inilah salah satu amal baik tokoh Islam yang diakui dan dikagumi dunia internasional ini. Amin. Wallahua’lam bisshawab.

Surabaya, 30 Januari 2010

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO