BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Jumlah pengangguran di Kabupaten Bojonegoro masih cukup tinggi. Berdasarkan data yang diungkap Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, hingga akhir tahun 2015 jumlah pengangguran di Bojonegoro mencapai 4.999 orang.
Jumlah pengangguran ini mulai tahun 2008 sampai 2014 tercatat sebanyak 3.951 orang dan tahun 2015 bertambah sebanyak 1.048 orang.
Baca Juga: Deklarasi Relasi Jamur, Ketua Dekopinwil: Jangan Sampai Jatim Dipimpin Selain Khofifah
Menurut Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakertransos Kabupaten Bojonegoro, Joko Santoso, jumlah pengangguran itu belum termasuk pengangguran eks para pekerja proyek lapangan minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip Blok Cepu di Kecamatan Gayam yang telah berakhir masa pengerjaan proyek.
Pada Desember 2015 hingga Januari 2016 terjadi pengurangan tenaga kerja kurang lebih 2.500 sampai 3.000 orang. Kemudian, hingga akhir Maret terjadi pengurangan tenaga kerja hingga kurang lebih 7.000 orang.
Menurut Joko Santoso, tingginya angka pengangguran ini bisa menjadi persoalan baru. Oleh karena itu, kata dia, Disnakertransos kini gencar mengadakan pelatihan kerja bagi 12.000 orang di seluruh wilayah kecamatan di Bojonegoro. Pelatihan itu meliputi pelatihan potong rambut, salon, otomotif, sampai usaha bakso dan mie ayam.
Baca Juga: Peletakan Batu Pertama Masjid Darussalam Trucuk Bojonegoro, Khofifah Bahas soal Perdamaian Gaza
Selain itu, kata dia, Disnakertransos juga mengadakan bursa lowongan kerja atau job fair. Job fair itu diikuti sejumlah perusahaan nasional dan regional mulai perbankan, perusahaan pembiayaan, perusahaan otomotif, dan juga perusahaan migas. Terakhir job fair diikuti oleh ribuan pelamar di gedung Serba Guna Bojonegoro.
Saat ini, kata dia, Disnakertransos juga sedang bekerja sama dengan sejumlah pertokoan modern, bank, dan sejumlah perusahaan dari luar daerah dalam hal perekrutan tenaga kerja. Selain itu, sejumlah proyek padat karya seperti pembangunan waduk dan saluran irigasi juga dilakukan untuk menyerap tenaga kerja terutama pekerja eks proyek migas.
Sementara itu menurut Andi Cahyono (39), sopir salah satu perusahaan rekanan proyek migas Banyu Urip Blok Cepu, mengatakan, saat ini memang sedang terjadi pengurangan tenaga kerja besar-besaran dalam proyek Banyu Urip Blok Cepu.
Baca Juga: Berangkatkan Jalan Sehat Hari Koperasi di Bojonegoro, Khofifah: Penggerak Ekonomi Kerakyatan
“Kontrak saya sudah berakhir pada akhir Desember 2015 lalu,” ujarnya.
Menurutnya, beberapa sopir dan pekerja di proyek Banyu Urip Blok Cepu memang masih ada yang bekerja. Namun, kata dia, mereka nantinya juga akan berakhir kontrak kerjanya seiring beakhirnya masa pembangunan fasilitas produksi lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News