Diduga Ikut Gafatar, PNS Pemprov Jatim juga Menghilang

Diduga Ikut Gafatar, PNS Pemprov Jatim juga Menghilang Polisi menunjukan foto Faradina Ilma, PNS Pemprov Jatim yang meninggalkan rumah kosnya tanpa pamit.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Selain menyasar mahasiswa, Gafatar juga merekrut sejumlah PNS. Di , Seorang PNS atas nama Faradina Ilma (25 tahun), meninggalkan rumah kosnya tanpa pamit. Diduga ia ikut bergabung dengan Gafatar.

"Saat diperiksa di rumah kosnya, tidak ada benda-benda yang berkaitan dengan kelompok organisasi itu (Gafatar). Dia meninggalkan semua barang hariannya seperti pakaian dinas, buku, dokumen-dokumen," kata Kapolsek Jambangan Kompol Danny Yulianto kepada wartawan di Mapolsek, Jalan Karah, Surabaya, Selasa (12/1).

Baca Juga: Resmikan Gedung Sekber PHDI, Pj Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Jaga Kondisivitas Pilkada

Saat diperiksa di kamar kosnya di kawasan Kebonsari Manunggal, Surabaya, ditemukan dua pucuk surat yang berisi pesan untuk orang tuanya serta teman kosnya.

"Dia menulis kepergiannya murni untuk menegakkan agama dan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Danny mengatakan, diduga PNS tersebut ikut Gafatar dari surat yang ditulisnya. Serta informasi dari teman-temannya.

Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN

"Dia menyampaikan kepergiannya tidak terkait dengan Gafatar. Itu justru membuat kami curiga, kenapa dia menyebut Gafatar di suratnya," terangnya.

(Baca juga: -menyebar-di-jawa-timur-mahasiswa-pens-its-menghilang" style="background-color: initial;">Aliran Gafatar Menyebar di Jawa Timur, Mahasiswa PENS ITS Menghilang)

Penyidik dari Unit Reskrim Polsek Jambangan sudah memintai keterangan dari keluarga serta teman-temannya.

Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud

Dari informasi teman-temannya, korban sebelumnya pernah dekat dengan seorang laki-laki bernama Eko asal Jember dan bekerja di sebuah restauran di Surabaya dan juga kos di kawasan Kebonsari.

"Dia (Eko) aktif di Gafatar dan diduga korban diajak Eko untuk ikut bergabung Gafatar," tandasnya.

Sebelum berangkat bersama Eko, Faradina meminta izin ke atasannya dengan alasan sakit dan berpamitan pulang ke Semarang. Selain itu, korban juga meminjam uang Rp 100 juta ke Bank Jatim.

Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah

"Sampai sekarang keluarganya tidak bisa berkomunikasi dengan dia. Dan bagi masyarakat yang mengetahui ciri-ciri korban, silahkan melaporkan ke kepolisian terdekat," tandasnya.

Keluarga Tak Perlu Malu

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta masyarakat tidak malu untuk melaporkan anggota keluarga atau orang sekitar lingkungannya hilang atau tak ada kabarnya. Hal ini dilakukan pasca banyaknya orang hilang dan diketahui terlibat organisasi Gafatar.

Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia

"Jadi untuk warga, jika ada bukan hanya anak istri keluarga ada gelagat-gelagat yang mengkhawatirkan mencurigakan ya harus selalu dilaporkan," kata Tjahjo Kumolo di kantornya, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (12/1).

Ia mengatakan selama ini banyak keluarga yang takut atau malu untuk melaporkan anggota keluarganya yang hilang. Menurut ia seharusnya warga lebih aktif mengenali orang lingkungannya.

"Karena mohon maaf ya, ada keluarga yang tidak muslim, anaknya kena juga," ucap politisi PDIP ini.

Baca Juga: Pembahasan Raperda APBD TA 2025 di DPRD Provinsi, Pj Gubernur Jatim: Siap Akselarsi Peningkatan PAD

Soal ormas Gafatar ini, Tjahjo mengatakan tidak terdaftar secara nasional dan karena menyimpang maka terlarang.

(Baca juga: -mengikis-aqidah-dengan-bungkus-aktivitas-sosial" style="background-color: initial;">MUI Jatim: Gafatar Mengikis Aqidah dengan Bungkus Aktivitas Sosial)

Di sisi lain, Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, mengatakan jika organisasi Gafatar yang kini tengah ramai diperbincangkan adalah organisasi legal yang sudah terdaftar di Kementerian Dalam Negeri. "Gafatar terdaftar di Kemendagri sejak tahun 2012," kata Ken seperti dilansir Tempo.

Baca Juga: Cerita di Balik Lahirnya Majadigi, Upaya Pemprov Jatim Tingkatkan Layanan Digital Tiada Henti

Menurut dia, Gafatar memiliki kantor pusat di Jakarta. Selain itu, organisasi tersebut juga memiliki beberapa kantor perwakilan di beberapa daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah maupun Jawa Barat. "Mereka selalu melakukan kegiatan positif yang bervisi kemanusiaan," kata Ken.

Ken mengatakan, Gafatar saat ini juga memiliki sebuah tempat di Kalimantan Barat yang memiliki luas lahan hingga 5000 hektare. Tempat tersebut rencananya akan dihuni oleh 5000 kepala keluarga yang menjadi Gafatar.

"Menurut informasi seperti itu, karena gerak mereka di Pulau Jawa terjadi banyak sekali penolakan," katanya. Ken mengatakan Gafatar mempunyai maksud tersembunyi dalam kegiatannya. Namun dia tidak menjelaskan lebih jauh.

Baca Juga: Angka TPT Jatim 4 Tahun Terakhir Turun, Terendah Kedua di Pulau Jawa dan di Bawah Nasional

(Baca juga: -sesat-jelmaan-ajaran-nabi-palsu-ahmad-mushadeq" style="background-color: initial;">MUI Yogya: Gafatar Sesat, Jelmaan Ajaran Nabi Palsu Ahmad Mushadeq)

Seperti diketahui, organisasi Gafatar kembali terungkap setelah Polda DIY berhasil mendeteksi keberadaan dr Rica yang hilang dari Yogyakarta di Pangakalan Bun, Kalimantan. dr Rica diduga kuat bergabung dengan Gafatar setelah sebelumnya meninggalkan surat untuk suaminya. Polisi kemudian menetapkan penjemput dr Rica yakni Eko Purnomo (30) dan Veni Orinanda (27) sebagai tersangka. Polisi menjerat keduanya dengan pasal penculikan.

"Pasal yang kami terapkan pasal 328 (KUHP) dan pasal 332 (KUHP). Yang pasal 328 soal penculikan ancaman 12 tahun (bui) dan pasal 332 karena membawa lari orang dewasa dengan ancaman 9 tahun (bui)," ujar Kasubdit I Ditreskrimum Polda DIY AKBP GM Saragih.

Selain di Yogyakarta, ternyata sejumlah warga juga dinyatakan hilang dan bergabung dengan Gafatar seperti di Jawa Tangeh, Jawa Timur, dan Jawa Barat. (sby5/kcm/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO