Dianggap Kecolongan Soal Bom Sarinah, Kepala BIN: Terserah Mau Ngomong Apa

Dianggap Kecolongan Soal Bom Sarinah, Kepala BIN: Terserah Mau Ngomong Apa Kepala BIN, Sutiyoso. foto: kompas.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso dinilai sebagai pihak yang paling bertanggung terhadap kegagalan mengantisipasi serangan di kawasan perempatan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1).

Bom bunuh diri pertama meledak di Starbuck Cafe. Disusul bom berikutnya di pos polisi di perempatan Jalan MH. Thamrin dan Wahid Hasyim. Serta bom bunuh diri lain di halaman Starbucks. Juga aksi saling tembak antara polisi dan teroris.

Menurut Jokowi Mania Nusantara (Joman), kejadian di dalam area ring satu itu sungguh memalukan dan memperlihatkan betapa lemah sistem pertahanan dan keamanan negara. Negara juga seakan gagal menjaga rasa keamanan dan kenyamanan masyarakat ibukota.

Pernyataan Joman ini disampaikan dalam rilis yang diterima redaksi. Riliks tersebut ditandatangani Ketua Umum Joman, Imnoel dan Sekjen Josua N.

Joman adalah organisasi pendukung Jokowi yang berkantor di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut rencana organisasi ini akan dideklarasikan pekan depan.

Joman juga meminta agar Kepala BIN mengundurkan diri. "(Joman) Menuntut Kepala BIN Letjen Sutiyoso untuk mundur dan melatakkan jabatannya sebagai kepala BIN," demikian Joman.

Sementara Partai Solidaritas Indonesia juga mengutuk keras serangkaian bom yang mengguncang di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta.

"Dari lubuk hati terdalam, PSI menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya terhadap keluarga korban," jelas Sekjen PSI Raja Juli Antoni dalam keterangan persnya.

PSI sendiri sangat menyayangkan aparat keamanan dan intelijen yang tidak antisipatif dalam mencegah peristiwa yang membuat Indonesia kembali berduka dan bersedih tersebut. "Pihak keamanan harus mengusut tuntas kasus ini sampai ke otak pelakunya," tegasnya.

Raja Juli Antoni mengimbau masyarakat untuk menguatkan ikatan solidaritas mencegah dan melawan segala bentuk aksi terorisme.

"Kita mesti berdiri tegak melawan kebiadaban ini. Tujuan teroris adalah meneror. Tetaplah beraktivitas dengan normal namun tetap waspada. Hindari ketakutan yang berlebihan yang justru memenuhi tujuan teroris," katanya mengingatkan.

Sementara Kepala BIN Sutiyoso enggan menanggapi pendapat yang menyebutkan intelijen kecolongan terkait bom dan baku tembak yang terjadi di Sarinah. "Terserah kamulah mau ngomong apa," ucap Sutiyoso saat meninjau lokasi kejadian.

Saat di lokasi, Sutiyoso belum dapat memastikan siapa pelaku teror tersebut. Belakangan dia menyebut pelakunya terkait dengan gerakan ISIS.

Ia juga meminta masyarakat untuk waspada. Kendati demikian, ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir jika harus bepergian ke luar rumah.

Sebelumnya, Ketua DPR Komaruddin menilai aparat intelijen tidak siap dalam mengantisipasi serangan teror.

"Terus terang ini kita akui kebobolan intelijen negara, seharusnya bisa cepat diantisipasi," kata Ade.

Ade mengatakan, pimpinan DPR akan segera berkomunikasi dengan Komisi I yang merupakan mitra Badan Intelijen Negara dan Tentara Nasional Indonesia. Selain itu, pimpinan DPR juga akan berkoordinasi dengan Komisi III yang merupakan mitra Kepolisian. (mer/ber/rev)