JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jon Riah Ukur Ginting atau yang akrab disapa Jonru berkomentar soal teror bom di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat. Dia menilai pelaku masih amatir.
Di akun facebooknya, pria tenar di media sosial ini mengunggah analisis teror yang ditulis oleh seorang netter bernama Denny Ajd. Di sertakan juga foto saat salah seorang teroris mengokang senjata api.
Baca Juga: Tersangka, Jonru Tak Menyesal, Al Aidid Ngaku Keturunan Rasul Tapi Dituding PKI
"Dan terlepas dari analisis beliau, saya juga berpendapat bahwa aksi teroris kemarin itu memang sangat amatiran," kata Jonru dilansir merdeka.com, Senin (18/1).
Pernyataan Jonru ini ternyata memancing Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti untuk berkomentar. Krishna suatu saat ingin ajak Jonru ikut tangani teroris. "Suatu hari; saya akan ajak Jonru kerja dg saya, merasakan desingan peluru dan dilempar bom. Setelah itu silahkan menulis sesukanya; negara demokrasi."
Para netizen pun angkat bicara. "Jangan kasus yang besar2 dulu ndan, ajak jonru nangkap begal bersenjata aja dulu, kita lihat ada nyalinya apa ga? #siapinpempers," tulis pemilik akun Fery Aloysius Situmeang.
Baca Juga: Jonru, Kader PKS Penyerang Jokowi Akui Salah, Kini Dipetisi Netizen
"Mau amatir ato profesional kalo pegang senjata api dan di tembakkan ke arah massa itu membahayakan nyawa org lain bang jonru,bukan begitu komandan Krishna Murti," kata Sanusi Usil.
Pada bagian lain ada netizen yang minta Kombes Krishna menangkap Jonru. "Pak komandan tolong tangkap jonru di sosmed slalu menebar kebencian," kata Budiarta Budi.
Apa jabaran Khrisna? "Orang itu hatinya gak tau terbuat dari apa," jawab Khrisna.
"pak...anggap ini pengaduan masyarakat yg cinta nkri makin jaya," kata Ferry D Tampubolon menanggapi percakapan tersebut.
Pernyataan Jonru itu persis dengan pernyataan mantan narapidana terorisme, Ali Fauzi Manzi. Adik teroris Amrozi (bomber Bali) ini menilai serangan bom dan penembakan di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, hanya uji keahlian oleh kelompok teror. Pelakunya juga dinilai masih amatir.
"Melihat pola dan caranya, pelaku masih belum profesional. Masih amatiran. Pelaku baru mendapatkan ilmu kemiliteran dan mencoba keahliannya," kata Ali Fauzi dihubungi melalui ponsel, Kamis, 14 Januari 2016.
Dia menjelaskan, ciri pelaku amatir ialah dari serangannya yang mendadak dan tidak menimbulkan dampak korban banyak. Ini berbeda dengan yang sudah profesional, yang memperhitungkan ledakan bom berskala besar dan jumlah korbannya yang banyak.
"Di kalangan pelaku bom teror, serangan seperti di Sarinah disebut serangan kilat. Itu juga diajarkan di pelatihan kemiliteran kelompok radikal," kata adik bomber Bali, mendiang Amrozi dan Ali Imron itu.
Kendati tidak tegas menyebut ISIS, Ali Fauzi menduga kuat serangan di Sarinah merupakan kerjaaan kelompok ISIS. Itu bisa dilihat dari pola serangan mereka yang mirip dengan serangan di Turki, Paris, dan Irak, yang diduga dilakukan oleh kelompok ISIS.
Serangan di Sarinah, lanjut Ali Fauzi, juga berkaitan dengan serangkaian penangkapan terduga teroris ISIS di beberapa daerah menjelang Natal dan Tahun Baru. "Tidak mungkin mereka menyerang saat Natal dan Tahun Baru, karena polisi menjaga ketat keamanan. Baru setelah lengah serangan dilakukan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News