Jombang Banjir Lagi, 125 Hektare Sawah Terendam, Petani Rugi Rp 1,9 Miliar

Jombang Banjir Lagi, 125 Hektare Sawah Terendam, Petani Rugi Rp 1,9 Miliar Salah satu petani menunjukkan sawahnya yang ikut terendam banjir. foto: rony suhartomo/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Akibat guyuran hujan semalam, banjir kembali melanda Kabupaten Jombang. Meski tak sampai masuk ke rumah-rumah warga, namun banjir merendam 125 hektare tanaman padi di Desa Ngrandu Lor, Kecamatan Peterongan. Akibatnya, tanaman padi yang belum genap sebulan ditanam itu rusak terendam air. Para petani pun harus menanggung rugi hingga Rp 1,9 miliar.

Kepala Desa Ngrandu Lor, Muhammad Rofiudin mengatakan, banjir terjadi sejak Kamis (21/1) malam. Hujan deras selama beberapa jam membuat sungai Apur Kedung Bajul yang melintasi desanya meluap. Luapan sungai itu membanjiri 125 hektare sawah warga di 8 dusun yang seluruhnya ditanami padi.

Antara lain, Dusun Balongganggang, Macekan, Kepuhsari, Ngumpak, Sucen, Gempoldampet, Ngrandon, serta Ngrandu lor. Tak pelak areal persawahan warga menjelma menjadi rawa-rawa.

"Kerugian para petani rata-rata Rp 15 juta per hektar. Karena biaya tanam 2 kali, sebagian sudah ada yang pemupukan," kata Rofiudin kepada wartawan, Jumat (22/1/2016).

Banjir yang merusak ratusan hektar tanaman padi di Desa Ngrandu Lor tak hanya kali ini saja. Awal Januari 2016, kondisi serupa juga terjadi. Ratusan hektar tanaman padi yang baru ditanam Desember 2015 rusak setelah terendam banjir.

Itu lah mengapa kerugian yang ditanggung para petani rata-rata Rp 15 juta per hektar. Artinya secara keseluruhan, menurut Rofiudin, estimasi kerugian para petani di desanya mencapai Rp 1,9 miliar.

"Kami sudah koordinasi dengan 3 pilar desa, dengan PPL (petugas penyuluh lapangan Dinas Pertanian) dan dinas terkait, kami berharap ada bantuan berupa tenaga kerja dan apa saja yang bisa diterima," ujarnya.

Warga dibantu sejumlah anggota Koramil Peterongan berusaha membuang air yang merendam persawahan. Mereka membuat sejumlah sudetan untuk jalan keluar air. "Upaya kami mengatasi dengan cara manual, pembuangan air supaya cepat kering," sebut Komandan Koramil Peterongan, Kapten Budi Santoso di lokasi.

Banjir di Desa Ngrandu Lor juga menggenangi jalan-jalan desa setinggi 20 sentimeter. Fasilitas pendidikan juga tak luput dari dampak banjir. Namun, aktivitas belajar mengajar di TK Al Husna masih berjalan. Hanya saja puluhan muridnya terlihat asyik bermain air. (ony/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO