SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Para pimpinan partai politik (parpol) di Jawa Timur tak ada yang memunculkan nama Wagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai calon gubernur. Padahal, dari segi popularitas mantan Menteri Percepatan Daerah Tertinggal (PDT) itu jauh lebih populer dibanding nama-nama kandidat yang sudah muncul belakangan ini. Kenapa?
Pakar ilmu komunikasi politik dari Univeritas Airlangga (Airlangga) Surabaya, Suko Widodo menilai nama Gus Ipul jarang muncul dalam percaturan Pilgub Jatim 2018 di kalangan parpol-parpol di Jatim adalah hal yang wajar. Sebab, hingga saat ini dia belum memiliki kendaraan politik karena tidak ikut parpol manapun.
Baca Juga: Penuhi Nadzar Kemenangan Khofifah-Jokowi, Kiai Asep Umrohkan Tim 35 Kabupaten
"Problem Gus Ipul itu belum punya parpol untuk kendaraan maju Pilgub Jatim mendatang," ujar Sukowidodo, Selasa (2/2).
Kendati demikian, bukan berarti Gus Ipul akan ditolak oleh parpol di Jatim untuk dicalonkan pada Pilgub Jatim 2018. Alasannya, penentuan calon itu sangat bergantung pada elit parpol di tingkat pusat. "Sekarang ini kan masih check sound, jadi wajar kalau parpol cenderung memunculkan kandidat dari kader internal karena mereka tak mau ambil resiko berseberangan dengan pengurus di tingkat pusat," beber alumni FISIP UGM, Jogjakarta tersebut.
Ia juga tidak menampik, kemunculan Prof. M. Nuh bisa jadi kuda hitam dalam Pilgub Jatim mendatang. Pasalnya, dia mempunyai relasi yang kuat dengan Soekarwo maupun Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di samping cukup kuat di jaringan warga Nahdliyin.
Baca Juga: Janji Temui Agus, Gubernur Khofifah Malam Ini Kembali ke Surabaya
"Partai Demokrat Jatim tidak memiliki kader yang menjual sehingga bisa saja Pak Nuh yang akan disupport Demokrat untuk meramaikan Pilgub Jatim mendatang," kata Suko Widodo.
Apakah Pak De Karwo - sapaan akrab Soekarwo - tidak jadi mendukung Gus Ipul untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan di Jatim? Dengan lugas Suko Widodo mengatakan hampir pasti Soekarwo akan mendukung Gus Ipul untuk maju Pilgub Jatim 2018. Alasannya, mantan ketua umum PP GP Ansor itu cukup layak dan sarat pengalaman di birokrasi maupun ormas.
"Justru saya menilai duet Gus Ipul dan M. Nuh itu apik banget walaupun mereka berdua sama-sama NU. Kombinasinya bisa seperti Soekarno dengan Cokroaminoto kalau jaman dulu," kelakar akademisi murah senyum ini.
Baca Juga: Loyalis Pakde Karwo Deklarasi Dukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Jatim
Terpisah, Sekretaris PWNU Jatim yang juga Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Dr Akhmad Muzakki menilai upaya Pakde Karwo memunculkan nama M. Nuh adalah untuk memecah suara nahdliyin. Pasalnya, PKB entah serius atau tidak sudah memunculkan nama Abdul Halim Iskandar sebagai kandidat cagub yang akan diusung PKB.
"Sejatinya, Pakde Karwo berharap suara NU tetap satu, yaitu diberikan kepada Gus Ipul. Partai-partai berbasis massa warga NU juga diharapkan mendukung Gus Ipul karena dia sekarang ini belum memiliki kendaraan politik. Demokrat sudah hampir pasti akan mendukung Gus Ipul karena Pakde Karwo ingin lengser dengan khusnul khotimah," pungkas Ahmad Muzakki. (mdr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News