Atasi PHK, Jokowi Diminta Tiru Gus Dur, Gobel: 80% Produk Ilegal dan KW 5

Atasi PHK, Jokowi Diminta Tiru Gus Dur, Gobel: 80% Produk Ilegal dan KW 5 Para bule atau WNA perwakilan International Labour Organization (ILO) atau organisasi buruh internasional ikut aksi long march demo buruh menuju Istana, di Jakarta, Sabtu (6/2). Foto detik.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah mengatakan pertumbuhan industri nasional secara keseluruhan masih tumbuh positif. Namun, Bos PT Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel, mengaku ragu terkait hal tersebut.

Rachmat mengatakan, saat ini pelaku industri nasional tengah diserang oleh produk-produk impor ilegal. Hal itulah yang juga terjadi kepada industri elektronik.

"Saya bicara sebagai asosiasi, karena saya masih penjadi pengurus. Sudah beberapa tahun kalau kebutuhan produk elektronika nasional itu berasal 50 persen dalam negeri dan 50 persen impor," katanya dalam diskusi “PHK dan Perekonomian Kita” di Jakarta, Sabtu (6/2).

"Nah dari 50 persen impor itu 80 persennya produk ilegal. Dan yang masuk barang itu barang-barang KW 4 dan 5, bagaimana kita bisa bersaing," tambah dia.

Mantan Menteri Perdagangan itu juga mengatakan, bagi pelaku industri dalam negeri hingga saat ini masih cenderung untuk melakukan impor komponen produknya. Pasalnya harga komponen yang ada di dalam negeri masih lebih mahal dibanding melakukan impor.

"Makanya perlu ada penerapan standar produk industri. Kalau banyak industri ilegal ya mati lah industri kita. Jadi saya mau cek betul tidak itu industri kita tumbuh," imbuhnya.

Kendati begitu, Rachmat menegaskan, bukan berarti saat ini pelaku industri nasional tidak mampu bersaing. Namun perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk menjaga industri nasional dari serangan produk ilegal.

"Ya bagaimana membangun industri kita. Saya mau sampaikan ini bahwa ada yang bilang kita tidak mampu bersaing, enggak kok kita mampu bersaing," pungkasnya.

Sumber: okezone.com

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO