SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Kesadaran masyarakat Madura untuk menghargai dan merawat kearifan lokal dinilai masih minim. Terbukti, banyak orang tidak tahu tentang beragam kearifan lokal yang sudah ada sejak nenek moyang. Ditambah lagi kurangnya masyarakat lokal melakukan penelitan dan mendokumentasikan kearifan lokal yang ada.
Budayawan dan pemerhati kearifan lokal, Henri Nurcahyo, membenarkan bahwa secara umum masyarakat Madura memiliki kepedulian yang sedikit terhadap kearifan lokal. Hal itu bisa dilihat dari kepedulian melakukan penelitian dan dokumentasi terhadap pertunjukan seni Madura yang merupakan salah satu bentuk kearifan lokal. Nyaris bukan orang Madura yang selama ini melakukan penelitian dan dokumentasi, tapi justru orang Perancis.
Baca Juga: Pesan Pj Gubernur Jatim saat Terima Yankes Bergerak di Grahadi
“Kenapa kok kita seperti enggan untuk melakukan penelitian ini? Padahal sumber dari penelitian bangsa asing itu ya memang orang sini juga,” papar Hendri saat menghadiri diskusi santai Forum BIAS di Kabupaten Sumenep, Senin (8/2).
Menurut Henri, akhir-akhir ini sebenarnya sudah mulai ada geliat merawat kearifan lokal, di antaranya dengan menggelar pertunjukan kesenian lokal. Tapi itu masih perlu ditopang dengan usaha lainnya, sehingga kearifan lokal tetap terpelihara hingga akhir zaman.
“Kenapa kita perlu mempertahankan kearifan lokal ini? Karena ada filosofi yang cukup tinggi. Sangat disayangkan ketika salah satu kekayaan seni saja punah,” ungkapnya.
Baca Juga: Pj Bupati Bangkalan Serahkan Bantuan Modal Usaha untuk IKM dari DBHCHT 2024
Henri berharap, ada sinegisitas antara pemerintah dengan seniman untuk mempertahankan kearifan lokal. Sinergisitas keduanya diyakini gampang untuk mempertahankan kearifan lokal itu. Saat ini, kata Henri, pemerintah melaui Kemendikbud tengah menggencarkan deskripsi terkait pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional (PT – EBT). Dan PT – EBT itu sudah berjalan di Jawa Timur, Sumatera Utara dan Kalimantan. Yang tercakup dalam PT – EBT itu di antaranya upacara tradisional, cerita rakyat, permainan rakyat, ungkapan tradisional, pengobatan tradisional, senjata, pakaian, arsitektur, kesenian dan beberapa bentuk kearifan lokal lain.
“Seniman memiliki peran strategis. Posisi seniman jangan di awang-awang. Seperti kata Rendra, jangan bersajak tentang rembulan dan matahari, tapi tidak kenal lingkungan sendiri,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News