JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo mendapat tekanan dalam merealisasikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Lalu siapa yang menekan? Menurut Arief yang menekan Jokowi adalah debt collector alias penagih hutang yang menyumbang saat Pemilihan Presiden 2014 lalu.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
"Inisialnya OS. Dia ini keluarga salah satu pejabat pemerintah. OS ini juga dekat dengan Menteri BUMN," ungkap Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono dalam diskusi "Bangun Infrastruktur dengan Utang, Sejalankah dengan Trisakti?'' di Warung Komando, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (11/2).
Karena itu, Arief sependapat dengan komentar mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyinggung soal keluarga pejabat, ikut berbisnis, seperti disampaikan dalam video yang diunggah lewat Youtube. "SBY sudah benar. Ungkapkan saja ada atau tidak keluarga pemerintah yang ikut proyek kereta cepat," tegas Arief, yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Sebelumnya, SBY angkat bicara soal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung melalui media Youtube. SBY dalam video wawancara berdurasi 17 menit 24 detik itu meminta pemerintah menjelaskan ada atau tidak keluarga pejabat ikut berbisnis.
Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi
"Begitu saja menuduh keluarga pejabat ikut berbisnis juga tidak baik apalagi kalau itu fitnah. Tetapi pemerintah bisa menjelaskan ada atau tidak ada itu," ujar SBY.
"Kalau ada keluarga pejabat yang ikut berbisnis jelaskan saja ada, siapa, company-nya apa. Sepanjang tidak melanggar hukum, sesuai dengan undang undang, negara tidak dirugikan, itu kan tidak apa-apa," sambung SBY.
Laporan Tempo terbaru, belajar dari pengalaman sejumlah Negara, kereta cepat adalah proyek rugi, setidaknya sulit untung. Tokaido Shinkansen, Jepang, misalnya baru bisa balik modal setelah delapan tahun. Dari lima proyek kereta cepat di Cina, baru satu yang balik modal, sisanya rugi. Konsorsium Kereta Cepat Taiwan bahkan diambang kebangkrutan.
Baca Juga: Awali Sambutan di Sertjiab Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid Ajak Doa Bersama untuk Ibunda AHY
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News