LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Sejak sebulan terakhir ini harga jagung untuk pakan ternak naik drastis. Di tingkat toko-toko pakan ternak harga jagung mencapai Rp 6.300 per kilogram.
Pantauan bangsaonline.com di tingkat pengecer atau kios-kios kecil bahkan tembus Rp 8.000 per kilogram. Padahal sebelumnya, harganya hanya Rp 2.500 per kilogram.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Polres Lamongan Bagikan 1.000 Paket Sembako untuk Masyarakat
Akibat kenaikan cukup signifikan ini para peternak ayam kelimpungan. Sebab, kenaikan harga pakan secara langsung menambah biaya produksi. Padahal, kenaikan harga produk peternakan relatif tetap.
"Kenaikan harga jagung sangat memberatkan kami, karena kenaikan mencapai lebih dari 100 persen. Kami berharap pemerintah melakukan upaya untuk menurunkan harga jagung," ujar Muflikh, peternak ayam petelur asal Desa Botoputih Kecamatan Tikung, Jumat (12/2).
Muflikh menjelaskan, kenaikan harga jagung pakan tersebut terjadi sejak Desember 2015. Awalnya, harga jagung pakan hanya Rp 2.500 per kilogram. Memasuki Desember, harga merambat naik, hingga akhirnya tembus Rp 6.300 per kilogram.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Pasokan dan Harga Bahan Pokok di Pasar Lamongan Stabil
Dia mengasumsikan ternak ayam petelurnya berisi 1.000 ekor. Untuk pertumbuhan ayam tersebut, dalam sehari menghabiskan 5 kwintal jagung. Saat harga jagung masih kisaran Rp 2.500 per kilogram, dengan harga telur Rp 19.000 per kilogram, dirinya masih meraih keuntungan lumayan. Namun kini harga jagung terus naik, sedangkan harga telur relatif tetap. "Harga telur tetap Rp 19.000 per kilogram di tingkat peternak," ujarnya.
Kenaikan harga jagung ini dianggapnya sudah gila-gilaan. Ia meminta agar kondisi ini segera ditangani.
“Pemerintah lamban menangani persoalan ini (kenaikan harga jagung). Padahal jagung menjadi kebutuhan pokok untuk pakan ternak. Kita bisa bangkrut,” katanya.
Baca Juga: BBM Turun, Harga Sembako di Lamongan masih Melambung
Kepala Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lamongan Gunadi membenarkan fenomena naiknya harga jagung tersebut. Ia berdalih, kenaikan itu dipicu banyak hal. Yang utama adalah kebijakan pemerintah pusat yang melakukan pengetatan impor jagung.
"Selain itu di Kabupaten Lamongan belum waktunya panen jagung. Panen jagung masih bulan depan. Saat memasuki musim panen jagung, harga otomatis akan turun," ujarnya. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News