SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dua mahasiswa Univesitas 17 Agustus (Untag) Jurusan Teknik Elektro yaitu Ahmad Candra Kharisma dan Taufik Imanudin, menciptakan Alat pengarang sampah organik ramah lingkungan.
"Alat ini dikategorikan ramah lingkungan, karena pada saat proses pengarangan tidak mengeluarkan asap atau karbon dioksida yang dapat mencemari udara sekitar," ujar Ahmad saat ditemui di laboratorium Elektronik kampus setempat, Senin (15/2).
Baca Juga: Kementerian ATR BPN Jalin Kerja Sama dengan MA, Perkuat Kapasitas Hukum
Ahmad mengatakan, ide pembuatan alat ini berawal saat melakukan KKN di Desa Pakel Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada tahun lalu. Alat ini diciptakan untuk mempercepat proses pengarangan sampah organik khususnya daun dan kulit kacang. Sebab, selama ini pembakaran arang dilakukan dengan cara tradisional, dan bisa menjadi polusi udara.
“Secara tradisional proses pengarangan sampah organik membutuhkan waktu 9 jam dalam satu drum sampah, maka dari itu dibutuhkan alat pengarangan sampah organik yang lebih modern untuk mempercepat proses pengarangan,” jelas Ahmad.
Dijelaskannya, alat ini mempunyai dua rangkaian penting yaitu rangkaian pemanas induksi dan rangkaian pengaturan kecepatan motor. Pada rangkaian pemanas induksi diletakan pada bawah pipa pengarangan karena pada posisi tersebut dapat memudahkan penempatan lilitan induksi pada pipa peng-arangan.
Baca Juga: Pegiat Kebencanaan ini Raih Gelar Doktor
"Alat pengarangan sampah organik ini ada beberapa komponen yaitu pemanas induksi, motor dc, dan motor ac yang masing-masing memerlukan daya yang besarnya berbeda-beda dan bila dirangkai menjadi kesatuan maka daya dari alat ini adalah 326,5 watt," jelasnya.
Ahmad juga menjelaskan cara kerjanya, yakni dimulai dari memasukkan sampah daun atau kulit kacang yang sudah kering. Kemudian konveyor akan memasukkan ke proses pemanasan selama 16 menit sehingga sampah daun kering keluar berupa serbuk arang.
Hasil dari briket arang sampah ini bisa digunakan untuk membakar sate, atau untuk membakar roti.
Baca Juga: Mengintip Serunya Magang di Bangsaonline
Waktu yang dibutuhkan dari mulai memasukkan sampah organik ke alat pengarang sampah organik hingga keluar menjadi arang yaitu 16 menit. Alat ini dapat menghasilkan serpihan arang daun sebanyak 270 gram per 30 menit. (dev/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News