Pilgub Jatim 2018: Tapal Kuda Berpotensi Menentukan Kemenangan Pilgub

Pilgub Jatim 2018: Tapal Kuda Berpotensi Menentukan Kemenangan Pilgub

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jawa Timur adalah provinsi besar yang terdiri dari berbagai macam etnis yang hidup di sejumlah wilayah di provinsi paling Timur pulau Jawa ini. Karenanya, pemilihan gubernur Juni tahun 2018 nanti juga tak bisa lepas dari unsur primordialisme dan kesukuan. Tak heran kalau wilayah tertentu harus digarap lebih khusus kalau ingin mendulang suara besar. Hal itu diungkapkan peneliti dari The Initiative, Muhammad Dahlan.

Menurut alumni pascasarjana FISIP Universitas Indonesia (UI) ini, satu di antara wilayah yang strategis itu adalah tapal kuda. Alasannya jelas, wilayah tapal kuda memiliki jumlah penduduk yang besar alias kantong gemuk suara. Karena itu, siapa calon yang berhasil menggarap tapal kuda, maka punya peluang besar untuk memenangi pilgub.

Baca Juga: Penuhi Nadzar Kemenangan Khofifah-Jokowi, Kiai Asep Umrohkan Tim 35 Kabupaten

“Hampir 60 persen penduduk Jawa Timur ada di wilayah tapal kuda. Ini jelas kantong suara yang signifikan,” urai Dahlan kepada Didi, wartawan BANGSAONLINE, Selasa (16/2).

Dosen ilmu politik di Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta ini mengingatkan, meskipun punya potensi suara yang besar tapi tak mudah masuk ke wilayah tapal kuda. Sebab, di wilayah itu primordialisme dan kesukuannya sangat tinggi. Pasalnya, mayoritas penduduk di sana adalah etnis Madura atau mereka yang keterkaitan dengan Madura.

Karena itu, hanya tokoh yang berlatar etnis Madura yang punya kans diterima oleh masyarakat di wilayah tapal kuda. Mereka bisa orang yang tinggal di wilayah tapal kuda atau di luar tapal kuda tapi punya keterkaitan dengan etnis Madura. Bahkan bisa juga tokoh Madura yang tinggal di Madura atau Jakarta.

Baca Juga: Janji Temui Agus, Gubernur Khofifah Malam Ini Kembali ke Surabaya

Alumni lembaga Sugeng Sarjadi Syndicate (SSS) ini menyebut sejumlah tokoh Tapal Kuda yang representatif untuk dicalonkan maju Pilgub Jatim 2018. Di antaranya Hasan Aminuddin (mantan Bupati Probolinggo dua periode), MZA Djalal (mantan Bupati Jember dua periode) dan Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi terpilih kedua kalinya).

“Tiga tokoh itu mewakili unsur sebagai representasi tapal kuda. Baik dari ketokohan maupun latar belakang,” papar Dahlan.

Di luar tiga tokoh itu, Dahlan menyebut Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Said Abdullah, anggota DPR RI asal Sumenep dan Rendra Kresna, Bupati Malang dua periode yang merupakan putra Madura juga punya kans untuk bisa mendulang suara di tapal kuda. Alasannya sederhana, tapal kuda itu meski bukan pulau Madura tapi bahasa dan kesehariannya persis dengan masyarakat Madura.

Baca Juga: Loyalis Pakde Karwo Deklarasi Dukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Jatim

“Kalau tidak bisa bahasa Madura, bagaimana mau berkomunikasi apalagi mendekati masyarakat di tapal kuda. Itu contoh paling simple,” imbuh eksponen HMI keturunan Madura ini.

Dahlan melanjutkan, kalau tapal kuda digarap sebaiknya juga sepaket dengan Madura. Dengan begitu hasil yang didapat akan jauh lebih maksimal. Namun bukan berarti mengabaikan wilayah Pantura, Mataraman, Arek dan lainnya. Namun prioritas sangat penting dalam politik apalagi konteks pemilihan kepala daerah.

“Paling tidak, cagub mendatang harus menggandeng tokoh Madura sebagai pendamping. Sebab orang Madura tersebar di mana-mana di Jawa Timur, bahkan sampai Jakarta, Kalimantan dan Timur Tengah. Banyak di antara mereka yang masih ber-KTP Jawa Timur. Ini jelas sebuah potensi besar dan mereka akan cenderung memilih pasangan yang ada unsur Madura,” pungkas mantan Ketua Komisariat HMI Unair ini. (mdr) 

Baca Juga: Selamatan Relawan Khofifah, Jadi Ajang Promosi Wisata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO