JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Partai Demokrat nampaknya bakal menyiapkan sosok Ani Yudhoyono untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Langkah itu diambil partai berlambang mercy ini menyikapi hiruk pikuk pencalonan presiden yang sebelumnya mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dua kali sebagai Presiden.
"Kader-kader meminta Pak SBY maju kembali. Tapi Pak SBY kita tahu beliau orang yang sangat terukur dan patuh aturan. Kader-kader juga melihat begitu, akhirnya mereka mendukung Ibu Ani," kata Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (15/3) kepada wartawan.
Baca Juga: Ketabahan Ibu Ani Yudhoyono Bisa Jadi Teladan Bagi Emak-emak
"Rakyat kita yang sudah sangat cerdas ini, ya mereka mengatakan 'Kalau memang Bapak (SBY) enggak, ya apa salahnya Ibu Ani?' Itu rakyat yang meminta," imbuh Ruhut.
Ruhut berharap, Ani Yudhoyono nantinya bisa meneruskan program pro rakyat yang memang jadi ciri khas dalam kepemimpinan SBY.
"14 program pro rakyat Pak SBY kan bagus. Soal pangan dan lainnya. Kalau Bapak jalankan saja itu program, apalah arti sebuah nama. Mau ganti casing atau apa tapi program tetap jalan," sebutnya.
Baca Juga: Mas Ipin Pimpin Doa untuk Ani Yudhoyono di Sela Nobar Champions
Ruhut meyakini, Ani Yudhoyono mempunyai peluang untuk bersaing dengan Jokowi. Ruhut menyadari, elektabilitas Jokowi sebagai petahana sangat tinggi. Namun, hal itu bukan berarti bahwa peluang bagi Ani sudah tertutup.
"Politik kan last minute. Jokowi berapa tahun sebelumnya enggak ada yang kenal kan," kata dia.
Ruhut juga mengatakan, Nama Ani sempat masuk bursa calon presiden 2014. Namun, SBY ketika itu menegaskan istrinya tidak akan maju dalam Pilpres 2014.
Baca Juga: Bupati Indartato Hadiri Prosesi Pemakaman Ani Yudhoyono di Jakarta
Hal yang sama disampaikan Ani dalam buku biografinya. Ani mengaku pernah ditanya seorang siswa yang berkunjung ke Istana Negara.
"Ibu Ani, apakah ibu nanti akan menggantikan SBY jadi presiden? Seperti Hillary Clinton?" tanya siswa tersebut.
Dalam bukunya, Ibu Ani mengatakan, "Aku tersentak mendengar pertanyaan itu. Jauh di luar bayanganku. Bagiku, mendampingi SBY hingga bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik adalah tujuanku dan bila tercapai itu sudah cukup melegakan. Jika SBY sudah tidak jadi presiden, maka kedudukan paling terhormatku adalah tetap menjadi nyonya SBY, bukan menjadi presiden."
Baca Juga: Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Jawa Timur Salat Ghaib untuk Ibu Ani Yudhoyono
Sementara dorongan untuk maju jadi Capres 2019 juga dilontarkan sejumlah kader Partai Demokrat. Mantan Politikus Partai Demokrat Gede Pasek Suardika menyambut positif wacana Ani maju di 2019. Menurut dia, pertarungan 2019 akan seru karena Jokowi sebagai petahana akan melawan Ani yang mantan petahana.
"Karena petahana lawan mantan petahana, kita akan disuguhi sebuah kompetisi yang seru," kata Pasek, Selasa (15/3).
Pasek mengungkapkan, di era pemerintahan SBY, Bu Ani selalu mendampingi. Maka dari itu, ada beberapa keputusan pemerintahan yang bisa dipengaruhi Ani.
Baca Juga: Ikut Berduka, Risma Ceritakan Kenangan Saat Ibu Ani Yudhoyono Berkunjung ke Surabaya
"Dulu kan boleh dikatakan secara politis Bu Ani is the real president. Nanti akan bisa jadi presiden real. Maknailah secara politik. Kalau dulu kan beda tipis sama ibu Tien," ujarnya.
Untuk diketahui, saat ini beredar sebuah pamflet di masyarakat yang menampilkan foto Ani Yudhoyono dengan tulisan 'Calon Presiden Partai Demokrat 2019'. Entah siapa yang pertama kali mengedarkannya, tapi gambar tersebut telah menjadi perbincangan di dunia maya.
Seperti sang suami, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang jadi Presiden RI dua periode, Ani juga menggunakan slogan "Lanjutkan". Di sana juga tertulis tagar #AniYudhoyono2019.
Baca Juga: SBY Kesal Foto Ani Yudhoyono Nyapres Nyebar, Minta Kadernya Investigasi Si Penyebar
Kabar tersebut mendapat sambutan beragam dari netizen. Ada yang mendukung dan yang menyayangkan. "Bu Ani gak usah jadi Capres Capresan, ibu lebih dibutuhkan suami, anak dan cucu2 ibu," tulis salah seorang netizen. (jkt1/mer/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News