LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Ribuan ayam petelur dan potong milik warga di Desa Sembung, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan mati mendadak terserang flu burung.
"Sebelum mati, seribu ayam tersebut matanya bengkak sama kepalanya biru," ungkap peternak ayam petelor, Ninik Murti Ningsih, Jumat (18/3).
Baca Juga: Tak Bedakan Status Pasien, RSUD dr Soegiri Lamongan Tingkatkan Mutu Layanan Kesehatan
Dikatakan Ninik, kematian 1000 ayam miliknya memang positif terkena flu burung. Itu setelah, petugas dari Dinas Kesehatan Kehewanan (Keswan) Provinsi Jawa Timur melakukan pengujian cepat rapid test di kandang miliknya. "Hasilnya positif flu burung," terangnya. Kini kandang ayam petelur miliknya kosong tak berpenghuni.
Ninik mengaku menderita kerugian hingga mencapai ratusan juta rupiah dari usaha ayam petelur yang sudah dibangunnnya sejak tiga tahun silam ini. Ia kini bingung bagaimana untuk kembali membangun usahanya kembali. "Pikir-pikir mas, masih bingung, cari pinjaman modal juga bingung," pungkasnya.
Selain menyerang ayam petelur milik Ninik, flu burung juga menyerang 9 peternak lainnya. Tak cukup sampai di situ, penyakit mematikan ini juga mengakibatkan ribuan ayam potong mengalami nasib serupa.
Baca Juga: Fadeli Prihatin Masih Ada Stunting di Lamongan, Padahal Penghasil Ikan Terbesar di Jawa Timur
Terkait kasus kematian ayam yang mendadak ini, Komunitas peternak ayam petelur di Desa Sembung tersebut menyesalkan respon Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, dalam hal ini Dinas Peternakan an Kesehatan Hewan (Disnakeswan) yang lambat dan bahkan tidak bersikap.
"Kami kecewa pemerintah tidak melakukan langkah antisipasi," gerutu Purwanto, satu diantara anggota komunitas ayam petelur.
Purwanto menilai, pihak Disnkeswan dan Pemkab Lamongan, tidak memberikan perhatian serius untuk mengatasi serangan flu burung yang menyerang peternakan warga. "Mereka datang hanya melakukan pengecekan saja, tidak ada langkah kongkrit untuk menanggulangi serangan flu burung," ucapnya kesal.
Baca Juga: 2 Pasien DBD di Lamongan Meninggal Dunia, 52 Orang Menjalani Perawatan di RS
Kondisi ini, mengakibatnya para peternak mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Purwanto pun khawatir, bila tidak ada tindakan kongkrit, serangan flu burung bisa meluas ke daerah lain. "Saya prihatin sekali, semua peternak stress usahanya bangkrut," pungkasnya. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News