LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan terus melakukan upaya pencegahan terhadap merebaknya wabah penyakit berbahaya yakni demam berdarah (DBD).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Bambang, penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu sangat berbahaya menyerang siapa.
Baca Juga: Ultraman Turun Tangan Bantu Warga Terdampak Kekeringan di Lamongan
Buktinya, pihaknya mendapat laporan, di tahun ini saja sudah terdapat 2 korban pasien meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah. "Kami sudah mengirimkan surat kepada seluruh Puskesmas hingga tembusan kepada camat untuk diteruskan kepada masyarakat terkait imbauan bahayanya penyakit demam berdarah," jelas Bambang, Senin (21/1).
Ditambahkannya, masyarakat diimbau untuk melakukan pencegahan dini secara mandiri atas merebaknya penyakit demam berdarah. Sebab, nyamuk itu bisa menyerang siapa saja tanpa melihat batasan umur. Bisa anak-anak dengan umur 5-10 tahun, bahkan yang sudah dewasa sekalipun bisa terjangkit penyakit mematikan ini.
Menurutnya, kewaspadaan di masyarakat akan virus ini harus ditingkatkan, mengingat nyamuk ini semakin berkembang biak di lingkungan endemis. Untuk itu, melalui gerakan masyarakat seyogyanya di lingkungan sendiri harus melakukan 3 M, yakni menguras, menutup, dan mengubur.
Baca Juga: Polres Lamongan Amankan 11 Tersangka Pengedar Narkoba, 2 di antaranya Pasutri asal Surabaya
Upaya dari Dinkes sendiri sudah menyalurkan bubuk abate kepada seluruh Puskesmas seluruh Lamongan agar didistribusikan kepada seluruh masyarakat secara gratis. Fungsi dari bubuk itu tak lain untuk mencegah berkembang biaknya bibit nyamuk mematikan itu, ditambah pula dengan secara intens upaya fogging ke rumah warga.
"Teknisnya, bubuk itu dilarutkan ke bak mandi dan penampungan air. Nanti, jika dikuras dindingnya tidak boleh digosok. Itu bertahan selama 3 bulan. Dengan demikian itu bisa membunuh jentik-jentiknya. Saat ini sudah dilakukan fogging fokus. Itu langsung membunuh nyamuk," ujar Bambang.
Bambang juga meminta bagi masyarakat tidak terlalu mudah memberikan obat kepada putra-putrinya jika terserang demam. "Lebih baik segera diperiksakan ke dokter terdekat. Hal itu sebagai upaya mendeteksi secara dini gejala apa saja yang disebabkan terjadinya perubahan kondisi fisik bagi anak-anak," katanya.
Baca Juga: Resmikan YES Corner Perpusda Lamongan, Bupati Yuhronur Sumbang Ratusan Buku Pribadinya
Dalam bulan ini, Dinkes mencatat hingga hari ini terdapat 52 pasien DBD yang dirawat di rumah sakit, sedangkan yang meninggal dunia ada 2 pasien. Satu warga Plumpang, Kecamatan Sukodadi dan satunya lagi warga Desa Nggelap Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. "Kedua pasien meninggal itu disebabkan oleh virus DBD dengan type Dengue Shock Syndrome (DSS)," imbuhnya. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News