LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan menemukan satu penderita Difteri, yakni salah seorang pelajar SD asal Desa Made, Kecamatan Kota Lamongan.
"Sudah dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya untuk dilakukan penanganan lebih lanjut," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan Lamongan, Bambang Susilo, Kamis (1/2).
Baca Juga: Tak Bedakan Status Pasien, RSUD dr Soegiri Lamongan Tingkatkan Mutu Layanan Kesehatan
Dikatakan Bambang, pemerintah daerah saat ini belum bisa menangani kasus difteri karena tidak medapatkan jatah Anti Difteri Serum (ADS). Sehingga jika terdapat temuan Difteri maka harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas dan obat yang memadai.
"Dari Kementerian Kesehatan menyiapakan 1000 ADS, namun ADS ini diberikan kepada rumah sakit besar seperti dr Soetomo, RSCM. Untuk rumah sakit daerah belum mendapatkan jatah," ujar Bambang.
Kendati tidak mendapat jatah ADS, Bambang menuturkan bahwa Dinkes terus berupaya untuk melakukan pencegahan dengan memutus rantai penyakit. "Sekarang kita tidak mengarah ke ADS, lebih penanganan kliniks dengan antibiotik khusus agar nanti tidak sampai menular ke yang lain," jelasnya.
Baca Juga: Fadeli Prihatin Masih Ada Stunting di Lamongan, Padahal Penghasil Ikan Terbesar di Jawa Timur
Tak hanya itu, Bambang mengatakan dalam waktu dekat ini Dinkes juga akan melaksanakan Outbreak Respon Immunization (ORI) bagi anak-anak usia di atas 1 tahun hingga usia di bawah 19 tahun. "ORI ini akan dilaksanakan pada bulan Pebruari, Juli dan November," ujar Bambang.
Masih kata Bambang, Penyakit Difteri ini cara penularannya dengan Droplet Infection, yakni jika penderita berbicara maka akan mengeluarkan ribuan bakteri yang tak kasat mata. "Bakteri itu sudah ada di antara kita, makanya yang diutamakan adalah status imunisasinya," ungkap Bambang.
Lebih lanjut, Bambang menyebutkan di tahun 2017 lalu Dinkes menemukan lima penderita Difteri yang rata-rata berusia anak-anak. Dari lima penderita difteri tersebut, diketahui ternyata jejak imunisasinya belum lengkap. "Anak usia 6 sampai 10 tahun yang mudah terjangkit Difteri. Bagi para orang tua diharapkan melakukan pengecekan, jika masih belum lengkap harap segera dilakukan imunisasi," imbaunya. (qom/rev)
Baca Juga: 2 Pasien DBD di Lamongan Meninggal Dunia, 52 Orang Menjalani Perawatan di RS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News