SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Bupati Sumenep A. Busyro Karim mengatakan, sedikitnya dua tantangan yang bakal dihadapi pengelola sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk masa yang akan datang. Di antaranya, peningkatan kualitas guru dan juga kualitas kelembagaan.
”Ada temuan yang harus kita perbaiki ke depan, yakni tentang kualitas kelembagaan dan juga kualitas guru itu sendiri,” kata Bupati yang kembali menjabat usai pilkada 2015 lalu ini.
Baca Juga: Kabid GTK Disdik Sumenep Apresiasi Pengawas Berprestasi di Jambore GTK Hebat 2024
Menurutnya, saat ini di Kabupaten Sumenep terdapat sebanyak 920 sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) yang tersebar di 27 Kecamatan, baik daratan maupun kepulauan. Dari jumlah tersebut 216 merupakan PAUD Holistik Integratif (HI). PAUD HI merupakan program layanan pendidikan bagi anak usia dini yang menyelenggarakan lebih dari satu program PAUD (TK, KB, TPA, SPS).
Dalam pembinaan, penyelenggaraan dan pengelolaannya, PAUD HI dilakukan secara terpadu atau terkoordinasi. Artinya, pengembangan anak usia dini yang dilakukan berdasarkan pemahaman untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling berkaitan secara simultan dan sistimatis, mulai dari segi kesehatan dasar, gizi, dan pengembangan emosi serta intelektual anak.
Sedangkan jumlah murid tingkat PAUD saat ini mencapai 98.154 murid dan 2.184 tenaga pendidik. ”Karena kualitas masih rendah, maka ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) terbesar bagi Disdik khususnya dan semua stage holder pada umumnya untuk memperbaiki kedepan,” terangnya.
Baca Juga: Kemenag Sumenep Gelar AKGTK
Kendati demikian, untuk memperbaiki generasi bangsa itu, Pemerintah Daerah tahun ini telah menyediakan anggaran sebesar Rp 8,4 miliar. Anggaran yang diambilkan dari Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tingkat II itu diperuntukkan bagi semua siswa jenjang PAUD se Kabupaten Sumenep. Setiap lembaga pengelola PAUD akan menerima bantuan sesuai dengan jumlah siswa, semakin banyak maka jumlah bantuan yang akan didapat akan semakin banyak pula. Asumsinya setiap murid dianggarkan sebesar Rp 600 ribu selama satu tahun.
Dicontohkan, jika jumlah siswa di salah satu pengelola PAUD sebanyak 20 siswa, maka bantuan yang akan didapat sebesar Rp 12 juta. Angka tersebut didapat dengan cara jumlah siswa dikalikan dengan jumlah bantuan yang akan diberikan setiap siswa.
”Tahun ini kami hanya mampu memberikan bantuan maksimal bagi setiap pengelola PAUD sebesar Rp 36 juta,” tegasnya.
Baca Juga: Pengawas Disdik Sumenep Torehkan Prestasi di Jambore GTK Hebat 2024
Sementara itu, Kepala Disdik Sumenep A. Shadik mengatakan, ke depan dirinya akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas kelembagaan maupun kualitas tenaga pendidik. Salah satunya dengan cara melakukan pelatihan dan juga workshop yang berhubungan dengan pendidikan, khususnya PAUD.
Selain itu, tahun ini Pemerintah Daerah telah memberikan tunjangan bagi guru dan juga bantuan sarana dan prasarana (sarpras) untuk sebagian pengelola PAUD. Jumlah bantuan sarpras setiap lembaga PAUD tidak sasama disesuaikan dengan kekuatan anggaran dan juga kebutuhan sekolah tersebut. ”Kisaran besaran untuk bantuan sarpras sebesar Rp 42 juta,” tegasnya. (fay/jiy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News