JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Sejumlah kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) DKI Jakarta menyatakan mundur dari kepengurusan. Mereka menolak keputusan partai besutan Wiranto itu yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
Para politisi Hanura yang memutuskan keluar dari kepengurusan tersebut di antaranya adalah Wakil Ketua DPD Hanura Bidang Pembinaan Legislatif Eksekutif DKI Bustami Rahawarin dan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan (OKK) Hanura DKI Jakarta, Rachmat HS.
Baca Juga: Ketua Komisi I DPRD Trenggalek Dorong Koordinasi Antar-OPD Terkait
Bustami Rahawarin mengatakan Hanura telah melanggar mekanisme partai karena mengusung Ahok sebagai calon gubernur tanpa melakukan rapat pimpinan dengan mekanisme melibatkan pengurus ranting partai yang sudah ditetapkan sebelumnya.
"Harusnya mekanismenya sesuai dengan ranting partai, di mana harus ada rapat dengan kader di kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan barulah ke pusat," kata Bustami di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (27/3).
Menurutnya, rapat yang dilakukan Partai Hanura pada Kamis 24 Maret 2016 hanyalah komunikasi kepada anggota, bukan rapat pimpinan membahas pengusungan Ahok sebagai kader partainya.
Baca Juga: Gerindra dan Hanura Usung Katino-Zidna untuk Pilkada 2024 di Kota Kediri
"Sebenarnya rapat pimpinan daerah (Rapimda) itu, tapi tidak sesuai, karena apa? Tidak bertanya kepada 305.045 anggota Hanura terlebih dahulu. Saya gak tahu rapat, rapat apa? Tiba-tiba diajak rapat, eh besoknya sudah deklarasi," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Rahmat HS, ia menyebutkan keputusan partainya mendeklarasikan untuk mendukung Ahok dinilai keputusan sepihak. Bahkan dia merasa malu dengan keputusan partainya. Menurut dia, Hanura sudah tidak sesuai dengan jargonnya.
"Platform partai jelas yang pendekatannya selalu mengutamakan hati nurani. Kalau seandainya Hanura memilih Ahok, ini berarti bukan pendekatan hati nurani, makanya saya protes," imbuh dia.
Baca Juga: Pilwali Kediri 2024, Ronny Kembalikan Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota ke PAN
Rahmat berpandangan Ahok bukan sosok yang tepat mewakili Hanura. Dia menilai Ahok tidak punya etika dan tutur kata yang sopan sebagai seorang pemimpin, terutama di Jakarta.
"Saya malu ikut Hanura, kalau mendukung bakal calon gubernur yang menurut saya tidak punya etika, tutur kata sopan santun kepada warga Jakarta," ucapnya.
"Apalagi secara historis, Hanura paling depan memerangi Ahok. Ini sangat ironi, bahwa Hanura dukung Ahok," tutup Rahmat. (jkt1/rev)
Baca Juga: Ini yang Disiapkan Ketua DPD PSI Kota Kediri Selain Daftar Lewat Parpol di Pilkada 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News