Dimakan Usia, Jembatan Penghubung di Desa Pragaan Daja Sumenep Ambruk

Dimakan Usia, Jembatan Penghubung di Desa Pragaan Daja Sumenep Ambruk Warga saat membangun jembatan dari bambu tepat di samping jembatan yang ambruk. foto: istimewa

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Jembatan penghubung antar desa di Desa Pragaan Daja, Kecamatan Pragaan, tepatnya di dusun Blumbang Laok, ambruk. Hal itu terjadi karena memang lapuk dimakan usia. Karena jembatan itu merupakan akses utama bagi warga sekitar, maka masyarakat memperbaikinya secara swasdaya, Senin (11/4).

Menurut tokoh masyarakat setempat, Hasbullah Zain, jembatan itu sudah lama ada tanda-tanda akan ambruk. Badan jembatan sudah melengkung, tidak lurus seperti sebelumnya. Untuk menghindari bahaya, kendaraan roda empat tidak diizinkan melintas di jembatan tersebut, karena jembatan diyakini tidak kuat menahan beban. Sementara roda dua yang dianggap lebih ringan tetap diizinkan melintas.

Baca Juga: Jembatan Dusun Panggung Ambruk, Warga Harus Tempuh 5 km Menuju Jalan Utama

“Mungkin karena selalu diguyur hujan, akhirnya Minggu (10/4) kemarin langsung ambruk,” ceritanya.

Hasbullah memaparkan, warga tidak ingin kerusakan itu berlangsung lama, sebab jembatan itu merupakan askes utama menuju desa sebelah. Terlebih ada anak-anak harus melewati jembatan itu ketika hendak berangkat sekolah. Oleh karena itu, berdasarkan musyawarah antar warga, jembatan itu diperbaiki secara swadaya dengan menggunakan bambu.

“Kami harap pemerintah segera memperbaiki jembatan ini, karena merupakan jalan utama. Kasihan anak-anak harus memutar jalan ketika mau berangkat sekolah,” harapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daearah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Syaiful Arifin, mengaku sudah mendengar kejadian tersebut. Dia menunggu laporan resmi dari bawah untuk diproses lebih lanjut.

Dikatakan Syaiful, untuk bencana seperti itu, ada anggaran darurat yang bisa digunakan. Perbaikannya nanti berupa papan kayu dan penyangga beton. Sementara untuk perbaikan permanen, harus dikoordinasikan dengan instansi terkait.

“Yang penting laporan masuk dulu. Baru setelah itu kita bisa bertindak,” tandasnya. (mat/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO